Dari 142 Pesawat, Tersisa 40-60 Unit, Garuda Indonesia Sepi Terbang, Wamen BUMN: Banyak Komplain
Belakangan kami banyak mendapatkan komplain karena flight Garuda Indonesia makin langka
Kedua, Garuda akan melakukan negosiasi utang atas kontrak sewa pesawat yang masih akan dipakai perseroan pada masa mendatang.
Melalui renegosiasi Tiko berharap biaya sewa pesawat Garuda dan anak usahanya, Citilink, turun 40%-50 persen dari tarif saat ini.
Baca juga: Garuda Indonesia Tawarkan Masyarakat yang Ingin Coba Sensasi Jadi Pilot, Tarif Mulai Rp 1,6 Juta
Ketiga, Garuda akan menempuh pembatalan nilai utang dan tunggakan secara material.
Pengurangan utang akan dilakukan untuk tipe-tipe kreditur tertentu.
Untuk kreditur BUMN, seperti Airnav, Gapura, dan bank-bank himbara, Garuda akan menerbitkan zero coupon bond.
ZCB merupakan instrumen surat utang tanpa bunga hingga jatuh tempo.
Selanjutnya untuk tunggakan terhadap Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, lessor, vendor, sukuk, bank swasta, hingga pembelian pesawat yang ditangguhkan, Garuda akan menerbitkan new coupon debt.
Sementara untuk utang pajak dan karyawan hingga obligasi wajib konversi, Garuda akan tetap menghitung sebagai utang penuh.
Tiko menyatakan sukses tidaknya upaya restrukturisasi ini tergantung negosiasi dengan para lessor.
Garuda kini menghadapai tantangan untuk menempuh negosiasi dengan total 32 lessor dengan karakteristik yang berbeda-beda.
“Memang yang challenging adalah lessor yang kita ingin kembalikan pesawatnya. Harus ada sweetener supaya mereka setuju dengan proposal kita,” ujar Tiko.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/moncong-di-pesawat-garuda-1.jpg)