Hari Pahlawan

Pemuda Diskusi Sejarah Geger Cilegon di Tugu Siliwangi, Ketika Rakyat & Ulama Bersatu Usir Penjajah

DPD KNPI Kota Cilegon menggelar diskusi mengenai perjuangan sejarah rakyat Banten dalam peristiwa Geger Cilegon tahun 1888.

Penulis: mildaniati | Editor: Yudhi Maulana A
TribunBanten.com/Mildaniati
Suasana diskusi sejarah perlawanan warga Cilegon melawan penjajah Belanda di Tugu Siliwangi di jalan raya Merak-Tirtayasa No 11 Ramanuju, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Rabu (10/11/2021). 

Pada 1816, Banten dikembalikan oleh Inggris pada Belanda.

Belanda membuat kebijakan yang kurang berkenan dihati rakyat Banten.

Di sisi lain, rakyat Banten rindu suasana saat kesultanan Banten masih ada.

Baca juga: Hari Pahlawan, Cerita Veteran Pejuang asal Tangsel Ikut Perang Bersama Jenderal Soedirman

"Mereka ingin merebut kekuasaan dari Belanda," ucapnya.

Geger Cilegon atau Pemberontakan petani Banten adalah gerakan revolusi pertama di Indonesia.

Dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan, ada sebanyak 12 pejuang yang gugur.

Pimpinan pasukan bernama H Wasid gugur di Sumur dalam gerilyanya.

Beberapa kiai lainnya pun gugur yaitu H Usman, H Abdul Halim dan lainnya pada 30 Juli 1888.

Perlawanan rakyat Banten pun gagal.

"Terjadi penangkapan-penangkapan, ada yang dijatuhi hukuman keluar Banten, sekitar 99 orang dibuang ke 27 Kota di Nusantara," ucapnya.

Belanda pun lebih memperketat pengawasan dan lebih waspada lantaran dari peristiwa itu pun beberapa pejabat Belanda tewas.

Bambang menambahakan jika perlawanan itu sudah dibicarakan sejak tahun 1887.

"Idenya muncul di tahun 1876," katanya.

Adapun pelajaran yang dapat diambil bahwa peristiwa sejarah menjadi pembelajaran bagi bangsa.

"Bukan hanya geger Cilegon tapi semuanya, pentingnya untuk membangun karakter semua bangsa," tuturnya. 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved