Suruh Push Up 150 Kali Lalu Menganiaya Juniornya, Santri di Pandeglang Kini Dikeluarkan dari Ponpes

Kepala MTs pondok pesantren (ponpes) modern di Pandeglang membenarkan adanya tindakan penganiayaan yang menimpa seorang santri.

Penulis: mildaniati | Editor: Yudhi Maulana A
tribunBanten.com/Mildaniati
Pesantren di Pandeglang lokasi penganiayaan santri hingga alami luka di wajah 

TRIBUNBANTEN.COM -Pihak pondok pesantren (ponpes) modern di Pandeglang membenarkan adanya tindakan penganiayaan yang menimpa seorang santri.

Kepala Sekolah MTs Pondok Pesantren modern di Pandeglang, Taufik Hidayat mengatakan pelaku penganiayaan merupakan sesama santri.

Pelaku tersebut adalah ketua kamar berinisial M (15) kelas 1 SMA.

Ia menerangkan, pada Senin (21/11/2021) malam, korban berinisial RAR (13), siswa MTs kelas 8 keluar ponpes bersama temannya melalui gerbang belakang untuk membeli nasi uduk.

Selanjutnya, kata Taufik, saat di absen korban ketahuan tidak mengikuti salat Isya berjamaah karena keluar ponpes.

Baca juga: Tak Ikut Salat Berjamaah Karena Beli Nasi Uduk, Santri di Pandeglang Dianiaya Oknum Pengurus Ponpes

"Setelah pulang, korban disuruh push up 150 kali, selebihnya ada pemukulan itu karena emosi sesama santri," ujarnya kepada TribunBanten.com saat ditemui di pondok pesantren, Jumat (26/11/2021). 

Ia menuturkan, santri yang keluar ponpes artinya sudah melakukan pelanggaran berat.

Untuk itu, pihak ketua kamar yang merupakan sesama santri yang lebih senior memiliki tanggung jawab untuk menegurnya.

Selanjutnya, Taufik pun membantah jika pemukulan dilakukan oleh pengurus pondok. 

"Itu masih santri, kalo pengurus pondok kelas diambil dari SMA kelas 11 masuk struktural dan dilantik secara sah," paparnya. 

Luka yang dialami santri pondok pesantren di Pandeglang
Luka yang dialami santri pondok pesantren di Pandeglang (Instagram)

Saat kejadian, pengurus kamar sedang tidak di lokasi karena tanggungjawab dilimpahkan pada ketua kamar. 

"Pas kejadian enggak ada pengurus kamar karena ketua kamar yang memiliki tanggung jawab ke anggota kamar, emosi antar santri aja itu mah," katanya. 

Ia mengatakan pelaku khilaf sehingga terjadi pemukulan. 

Pihaknya pun tidak membenarkan tindakan kekerasan yang dalam mendisiplinkan santrinya.

"kita tidak membenarkan pemukulan itu," ucapnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved