Suruh Push Up 150 Kali Lalu Menganiaya Juniornya, Santri di Pandeglang Kini Dikeluarkan dari Ponpes

Kepala MTs pondok pesantren (ponpes) modern di Pandeglang membenarkan adanya tindakan penganiayaan yang menimpa seorang santri.

Penulis: mildaniati | Editor: Yudhi Maulana A
tribunBanten.com/Mildaniati
Pesantren di Pandeglang lokasi penganiayaan santri hingga alami luka di wajah 

Pada Selasa, orang tua RAR menjenguk sehingga kedapatan anaknya babak belur. 

Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Ponpes, Enam Tenaga Honorer Biro Kesra Banten Bersaksi di Pengadilan

"Kita juga kaget dan baru tahu itu, kalau ada anak yang sakit pengurus biasanya langsung menangani ke bagian kesehatan, tidak menyembunyikan pelaku, supaya tidak terjadi keributan dan pelaku kita amankan agar tidak ada kekerasan," paparnya. 

Setelah itu, orang tua korban membawa RAR pulang dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum serta membuat laporan ke polres Pandeglang

Tidak lama, pada Selasa sore, pihak pondok bersama keluarga pelaku mengunjungi rumah orang tua korban untuk meminta maaf. 

"Sudah minta maaf," ucapnya. 

Pelaku Dikeluarkan

Selanjutnya Taufik mengaku pihaknya memberikan sangsi tegas atas kejadian itu dengan mengeluarkan pelaku dari pondok pesantren

"Sudah kita keluarkan ketika kejadian hari rabu keluarkan surat pengeluaran sedangkan kejadian pada Senin malam," paparnya. 

Kata Taufik, pondok pesantren hanya menghendaki pendisiplinan santri dengan push up 10 kali, membersikan kantor, rambutnya diplontos, hafalan surat serta pemanggilan orangtua santri jika pelanggarannya berat. 

Kepala Sekolah SMA pondok pesantren modern Nofan Budi Santoso, saat ini kasusnya diserahkan pada pihak berwajib. 

Pihaknya juga memberikan nasihat dan penekanan pada pengurus kamar agar hal serupa tidak terjadi kembali. 

"Diberikan nasehat kenapa bisa terjadi coba pengawasannya diketatkan, kalau standar pesantren tidak ada hukuman pukulan," tuturnya. 

Kata Nofan, peristiwa ini baru pertama kali terjadi semenjak 5 tahun terakhir pondok dibangun. 

"Kita koordinasi dengan KPAI sosialisasi pada pengurus, pembekalan dengan kejadian ini kita ambil hikmahnya," pungkasnya. 

Pondok pesantren pun menawarkan untuk memberikan biaya perawatan korban. 

"Tawarkan biaya perawatan," ucapnya. 

Atas kejadian itu, orang tua RAR memutuskan anaknya keluar dari pondok pesantren

Dia berharap ke depan kejadian serupa tidak terjadi lagi. 

"Hal seperti ini supaya tidak terjadi lagi kita ambil hikmah dan pelajarannya dan lebih ketatkan pengawasannya," jelasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved