PLN Menjalin Kerja Sama dengan Prancis, Mengakselerasi Transisi Energi di Indonesia
AFD akan membantu Indonesia dalam bentuk hibah untuk bantuan teknis dalam persiapan dan pelaksanaan proyek
PLN meluncurkan strategi demi menjadi perusahaan listrik yang bersih dan hijau.
Satu di antaranya dengan menghentikan pembangunan serta memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting secara bertahap.
Baca juga: PLN Siap Jalankan Transisi Energi untuk Keberlangsungan Usahanya
Berdasarkan peta jalan, PLN akan memensiunkan PLTU sub-critical sebesar 10 Giga Watt (GW) pada tahun 2035.
"Kemudian PLTU super critical sebesar 10 GW juga akan dipensiunkan pada 2045. Tahap terakhir pada 2055, PLTU ultra super critical 55 GW dipensiunkan," katanya.
Pada saat bersamaan, PLN akan berinvestasi untuk mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 20,9 GW.
Selain itu, juga pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen.
Program lain yang disiapkan PLN untuk mendukung transisi energi, yaitu ekspansi gas, program co-firing, konversi PLTD ke EBT, hingga peningkatan efisiensi energi dan pengurangan susut jaringan.
Setidaknya PLN membutuhkan investasi lebih dari 500 miliar dolar AS untuk mendukung pencapaian Carbon Neutral pada 2060.
"PLN membutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk menjalankan transisi energi ini," ujar Zulkifli.
Di sisi lain, selama 10 tahun terakhir, AFD telah memobilisasi 520 juta euro untuk mendukung Indonesia dalam reformasi sektor energi, pembiayaan investasi publik, dan mobilisasi tenaga ahli dari Prancis.
Baca juga: PLN UP3 Banten Utara Hadirkan Program Bundling Perumahan dengan Kompor Listrik dan REC
Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi signifikan yang menyebabkan konsumsi energi menjadi dua kali lipat.
Untuk turut berkontribusi mengendalikan perubahan iklim, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dalam kerangka Perjanjian Paris sebesar 29 persen dari skenario BaU dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan masyarakat internasional.
Dengan penguatan kerja sama ini, AFD akan membantu Indonesia dalam bentuk hibah untuk bantuan teknis dalam persiapan dan pelaksanaan proyek, pinjaman lunak kepada pemerintah Indonesia dan PLN.
Atau bahkan pinjaman kepada sektor swasta untuk investasi energi terbarukan dan efisiensi energi.
Melalui komitmen ini, diharapkan mampu menghasilkan pengumuman rencana netralitas karbon di sektor energi pada tahun 2021, yang akan dicapai pada tahun 2050.