Nayyiroh Menangis Lihat Video Suaminya Dikeroyok Saat Bentrokan Ormas, Kini Hidupi 2 Anaknya Sendiri
Suami Nayyiroh, Achmad Sudir (41) warga Lodan Wetan, Rembang, Jawa Tengah menjadi satu-satunya korban meninggal dalam insiden kerusuhan antar ormas
Penulis: Ahmad Haris | Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNBANTEN.COM - Isak tangis Nayyiroh, istri dari korban meninggal akibat bentrok organisasi massa (ormas) di Karawang tak kunjung reda saat diwawancara Najwa Shihab.
Suami Nayyiroh, Achmad Sudir (41) warga Lodan Wetan, Rembang, Jawa Tengah menjadi satu-satunya korban meninggal dalam insiden kerusuhan antar ormas di Jalan Interchange Karawang Barat depan Hotel Resinda, Rabu (24/11/2021) sore.
Achmad Sudir merupakan salah seorang anggota ormas GMBI dari Rembang Jawa Tengah, yang hadir di Karawang untuk ikut aksi solidaritas ke salah satu perusahaan di kawasan industri yang ada di sana.
Namun nahas, perjalanannya ke Karawang berakhir dengan kehilangan nyawanya, setelah dikeroyok oleh ormas lainnya.
Baca juga: Ormas, Ulama dan Pendekar Banten Bakal Mengawal Pembongkaran THM Sampai Rata dengan Tanah di JLS
Nayyiroh, istri anggota GMBI yang tewas, menjelaskan bahwa ia tidak terima dengan hal yang menimpa suaminya.
“Saya dengar info itu tanggal 24 sore, lalu saya dikasih tahu temannya dan juga dilihatkan videonya," ujar Nayyiroh saat diwawancarai Najwa Shibab seperti dikutip TribunBanten.com di Youtuber Najwa Shihab dalam program Mata Najwa, Episode 'Cemas Kerena Ormas', Jumat (3/12/2021).
"Saya tidak percaya (suami saya meninggal-red) karena saat itu saya baru selesai antar anak ngaji."
"Saya ingat waktu ia berpamitan dengan saya, ia bilang mau pergi untuk melakukan aksi solidaritas,” katanya.
Iya mengungkapkan, bahwa suaminya Achmad Sudir aktif dan sering ikut kegiatan GMBI.
"(Suami) sering diminta warga untuk bantu persengketaan tanah, dan lain-lain, banyak kegiatannya, kadang ikut kegiatan santunan," kara Nayyiroh.
Pasca ditinggal sang suami, Nayyiroh harus menghidupi dan membesarkan kedua anaknya sendirian.
"Saya punya dua anak, satu laki-laki dan perempuan, yang pertama usia enam tahun, yang kedua usia 3 tahun, saya guru honorer."
"Saya harapkan kepada bapak Polda dan Polri agar menegakan hukum, dan meringkus semua yang sudah terlibat mendzolimi suami saya," tutur Nayyiroh sambil menangis.
Baca juga: Sempat Geruduk Mapolsek Pondok Aren, Ketua Ormas Ini Buat Pengakuan Mengejutkan Dihadapan Polisi
Dilansir dari Tribunnews.com, Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Karawang Asep Mulyana mengatakan, usai mendapatkan penganiayaan, korban tewas Achmad Sudir sempat dievakuasi ke RS Mandaya Hospital.
akan tetapi, nyawanya tidak terselamatkan.
"kebetulan almarhum itu anggota GMBI Distrik Rembang WTR Jawa Tengah. Kebetulan Distrik Rembang Jawa Tengah itu ikut aksi solidaritas pada aksi damai ke PT IKI yang berada di Kawasan Industri KIC," kata Asep.
Sementara, diberitakan polisi stempat telah menangkap dua pelaku kerusuhan antar ormas di Karawang, Rabu (24/11/2021).
Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana mengatakan, penanganan kasus kerusuhan antar ormas masih dalam tahap perkembangan.
"Saat ini, baru dua pelaku yang berhasil ditangkap," ujranya
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Karawang, Sujana Ruswana mengungkap ada empat hal yang selalu jadi pemicu terjadi bentrok ormas.
Selain sengketa lahan, rebutan limbah juga menjadi pemicu kerap terjadi bentrok ormas di Karawang.
"Ternyata memang itu-itu saja yang terjadi, makanya kami memetakan rencana aksi di Karawang itu ada empat, pertama terkait dengan permasalahan tempat ibadah, itu selalu terjadi," kata Sujana, Kamis (2/12/2021).
"Kemudian terkait dengan sengketa lahan, sengketa lahan itu, Karawang itu kota industri, perlu lahan yang luas."
"Itu pasti menimbulkan permasalahan, sekarang aja terkait adanya kereta cepat di situ kan ada permasalahan kan terkait sengketa tanah, itu bukti dan fakta ya," ucapnya.
Baca juga: Bentrokan Ormas PP dan FBR di Tangerang Sebabkan 5 Korban Luka Serius, Polisi Tambah 2 Tersangka
"Karawang itu selalu terjadi, kemudian terkait rebutan limbah ekonomi yang selalu terjadi," ujar Sujana lagi.
Menurut Sujana, Karawang ibarat wanita cantik yang selalu diincar banyak orang.
Apalagi menjadi wilayah dengan kawasan industri terbesar di Indonesia.