Detik-detik Nenek Sinten Selamat Dalam Erupsi Gunung Semeru, Sebut Suasana Sudah Seperti Kiamat
Sinten (60), nenek asal Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur selamat dalam erupsi Gunung Semeru, Sabtu (5/12/2021)
TRIBUNBANTEN.COM - Sinten (60), nenek asal Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur selamat dalam erupsi Gunung Semeru, Sabtu (5/12/2021)
Bersama cucunya, Dewi Novitasari (17), Sinten harus berlari dan berjalan sejauh 13 KM dari rumahnya di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur untuk berada di tempat yang aman.
Sedangkan rumah Sinten saat ini kondiisnya sudah luluh lantak terkena guguran awan panas Gunung Semeru.
Sinten menuturkan, sebelum letusan terjadi, Dusun Curah Kobokan diguyur hujan abu bercampur batu.
Batu-batu itu meluncur deras menghantam genting rumahnya hingga menimbulkan suara gemuruh.
Sinten yang saat itu sedang bersantai di rumah tamu langsung terperanjat dan panik.
Baca juga: Mbak Rono Ungkap Erupsi Gunung Semeru 2021 Berbeda dengan Letusan Merapi 11 Tahun Silam
Ia kemudian menggedor pintu kamar cucunya, Dewi.
Mendengar gedoran pintu, Dewi langsung bangun dari tidurnya.
Lalu dewi membuka pintu kamarnya.
Dengan memekikkan suara, Sinten bilang kepada Dewi bila Gunung Semeru sedang tidak baik-baik saja.
Lalu, Sinten menarik tangan Dewi untuk ikut berlari menyelamatkan diri.
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," katanya, saat ditemui di RSUD dr. Haryoto, Lumajang, Sabtu (4/12/2021).
Baca juga: 300 KK Mengungsi Akibat Erupsi Gunung Semeru, BNPB Terjunkan TRC dan Bawa Logistik
Sesampainya di luar rumah, Sinten dan Dewi sempat menengok ke arah Gunung Semeru.
Gunung Semeru terlihat memuntahkan asap abu-abu tebal ke udara.
Suhu udara langsung terasa panas, menyengat kulitnya.
Tak lama, langit berubah gelap, kilatan petir juga menyambar-nyambar.