Mbak Rono Ungkap Erupsi Gunung Semeru 2021 Berbeda dengan Letusan Merapi 11 Tahun Silam

Erupsi Gunung Semeru yang baru-baru ini terjadi dinilai berbeda dengan erupsi Merapi pada 2010 silam.

Tangkapan layar di media sosial
Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu meletus lagi pada Sabtu (4/12/2021). 

Dia menjelaskan, dari erupsi yang pertama, material-material erupsi dapat berkumpul di puncak gunung karena hujan dan menyebabkan erupsi sekunder.

"Nah, gejala-gejala ini yang perlu dicermati kalau ada akumulasi kubah selama proses satu dua tahun sebelumnya dalam jumlah yang besar dan belakangan jumlahnya meningkat karena hujan deras, maka potensi erupsi bisa terjadi," jelas Eko.

"Seperti halnya yang terjadi pada Desember tahun lalu dan sekarang terjadi lagi, tapi dengan jumlah volume yang berbeda."

Dijelaskan Eko, tanda-tanda yang bisa dilihat adalah proses magmatisme, yakni perubahan di medan magma yang menginformasikan status gunung api ada di level normal, waspada, atau siaga.

"Sementara jika proses erupsi sekunder, gejalanya di guguran atau deformasinya," terang Eko.

Eko mengaku tidak tahu persis bagaimana gejala yang ditunjukkan guguran atau deformasi Gunung Semeru.

Namun dia berkata, meski tidak terlihat, sebenarnya alam sudah memberikan tanda-tanda.

"Seperti kalau gunung api sudah memiliki banyak material dan hujan intensif, maka itu sudah jadi warning dari alam sebenarnya," imbuh dia.

"Karena sebenarnya enggak ada erupsi saat musim kemarau untuk erupsi sekunder."

Dikatakan Eko, erupsi sekunder bisa disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi pada hari-hari sebelumnya atau di hari saat meletus.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Erupsi Gunung Semeru 2021 Berbeda dengan Letusan Merapi 11 Tahun Silam, Ini Kata Mbah Rono

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved