News
Jurusan IPA, IPS dan Bahasa untuk Siswa SMA Dihapuskan? Ini Penjelasan dari Kemendikbud Ristek
Beredar kabar soal dihapuskannya jurusan IPS, IPA, dan Bahasa untuk siswa-siswi Sekolah Menegah Atas (SMA).
TRIBUNBANTEN.COM - Beredar kabar soal dihapuskannya jurusan IPS, IPA, dan Bahasa untuk siswa-siswi Sekolah Menegah Atas (SMA).
Hal tersebut viral hingga menuari sorotan publik di media sosial.
Melansir Kompas.com, salah satu akun yang membicarakan mengenai hal ini adalah akun TikTok @nnuriii_. Disebutkan bahwa Kurikulum 2022 tidak ada lagi kelas IPA, IPS, dan bahasa.
“Kebijakan Kurikulum 2022. Tidak Ada Lagi Jurusan IPA, IPS Dan Bahasa,” tulis akun tersebut dalm video yang ia unggah.
“KENAPA PAS AKU LULUS BARU ADA KURIKULUM INI” tulisnya dalam caption video unggahannya.
Hingga kini postingan tersebut telah dilihat lebih dari 4,8 juta kali dan disukai lebih dari 784,600 pengguna.
Benarkah di Kurikulum 2022 untuk siswa SMA tidak ada lagi penjurusan IPA, IPS dan Bahasa?
Baca juga: Kemendikbudristek Siapkan Kurikulum Prototipe, Anggota Komisi X DPR: Guru Berperan Paling Besar
Terkait hal tersebut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomo memberikan penjelasannya.
Pihaknya menjelaskan bahwa yang dimaksud masyarakat mengenai Kurikulum 2022 tersebut adalah kurikulum prototipe.
Sedangkan kurikulum resmi yang masih digunakan hingga saat ini adalah Kurikulum 2013.
“Kurikulum prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022 karena pada tahun 2022 sifatnya opsional,” jelas Anindito yang akrab disapa Nino saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/12/2021).
Baca juga: Simak Cara Mendapatkan Kuota Gratis Hingga 15 GB dan Bantuan UKT Rp 2,4 Juta dari Kemendikbud
Dalam kurikulum prototipe ini nantinya siswa SMA akan diperbolehkan meramu sendiri kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
“Alih-alih dikotakkan ke dalam jurusan IPA, IPS dan Bahasa, siswa kelas 11 dan 12 akan boleh meramu sendiri kombinasi mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya,” ujar dia.
Nantinya kurikulum ini akan ditawarkan kepada semua sekolah, namun kurikulum prototipe hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat menggunakannya sebagai sebagai alat untuk transformasi pembelajaran.
Contoh penerapan kurikulum prototipe, siswa yang ingin menjadi insinyur nantinya boleh mengambil matematika lanjutan dan fisika lanjutan, tanpa mengambil biologi.
Baca juga: Kemendikbud Luncurkan KIP Kuliah Merdeka Episode 9, Akses Masyarakat Kurang Mampu Tempuh Pendidikan