News

Jurusan IPA, IPS dan Bahasa untuk Siswa SMA Dihapuskan? Ini Penjelasan dari Kemendikbud Ristek

Beredar kabar soal dihapuskannya jurusan IPS, IPA, dan Bahasa untuk siswa-siswi Sekolah Menegah Atas (SMA).

Editor: Zuhirna Wulan Dilla
Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden RI, Jokowi meninjau vaksinasi pelajar di SMAN 4 Serang, Selasa (21/9/2021) 

Siswa tersebut kemudian boleh mengkombinasikannya dengan mata pelajaran IPS, bahasa, dan kecakapan hidup yang sejalan dengan minat maupun rencana karirnya.

Kurikulum prototipe menurutnya dirancang untuk memberi ruang lebih banyak, bagi pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

Selain itu, kurikulum prototipe menurutnya akan memberi kesempatan pada siswa untuk menekuni minatnya secara lebih fleksibel.

Dalam kurikulum prototipe, siswa diharuskan mengambil 18 jam pelajaran wajib dan 20 jam pelajaran pilihan per minggu.

Mata pelajaran wajib yang harus diambil para siswa yakni: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Seni Musik Pendidikan Jasamani, Olahraga dan Kesehatan Sejarah.

Uji coba 2.500 sekolah Nino mengatakan, kurikulum prototipe ini sudah diuji cobakan pada sekitar 2.500-an sekolah pada tahun 2021.

Baca juga: Upaya Peningkatan Akses Pendidikan, 8 Sekolah Baru Berdiri di Kabupaten Lebak selama 2021

Pihaknya mengatakan, hasil evaluasi terhadap kurikulum prototipe ini sudah ada, namun belum diterbitkan. “Secara umum hasilnya bagus.

Banyak sekolah yang terdorong untuk melakukan inovasi pembelajaran, termasuk sekolah-sekolah yang secara sarana prasarana sebenarnya terbatas,” ujar dia.

Sebelumnya, Nino dalam unggahan Instagramnya 30 November 2021 menyampaikan bahwa kurikulum prototipe akan lebih berfokus pada materi esensial, dan tidak terlalu padat materi.

Ia menyebut kurikulum ini penting agar guru punya waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. “Jadi bukan hanya sekedar kejar tayang materi yang ada di buku teks saja,” ujar dia.

Kurikulum prototipe saat ini telah diterapkan pada 2.500-an sekolah melalui Program Sekolah Penggerak.

Sekolah dalam program tersebut dinilai mencerminkan keragaman yang ada pada sistem pendidikan di Indonesia saat ini.

Di mana sebagian besar merupakan sekolah yang “biasa” saja, bukan sekolah favorit atau unggul.

Serta bukan sekolah yang memiliki fasilitas berlebih.

“Banyak yang justru kekurangan secara sarana-prasarana. Sebagian juga berada di daerah tertinggal,” ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ramai soal Kurikulum 2022 SMA Tidak Ada Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, Benarkah?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved