Soal Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat: Kata BNN hingga Polisi yang Diadang Warga

Penangkapan Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin menguak banyak fakta baru.

Penulis: Renald | Editor: Renald
HO / Tribun Medan
Penangkapan Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin menguak banyak fakta baru. 

Polisi Diadang Warga saat Evakuasi

Petugas kepolisian saat akan mengevakuasi sempat mendapat penolakan dari warga sekitar.

Dikutip dari TribunMedan.com, Polisi rencananya akan membawa 27 orang dari kerangkeng manusia tersebut ke panti rehabilitasi yang memadai.

"Itu rencana awal akan dipindahkan. Tetapi tim yang ada di sana sempat mendapat penolakan dari orang tua dan beberapa warga," kata Kombes Pol Hadi Wahyudi, Selasa (25/1/2022).

Ia mengatakan bahwa warga dan keluarga bersikeras bahwa 27 'tahanan' untuk tetap berada di lokasi.

"Mereka mengatakan ini tempat sudah layak, mereka mengatakan 'anak-anak saya anak kambing yang ada di situ tidak dipungut biaya kami juga tidak membayarnya'," beber Hadi.

Tanggapan DPR

Habiburokhman, Anggoka Komisi III DPR RI ikut menanggapi adanya kerangkeng di rumah Terbit.

Dikutip dari Tribunnews.com, ia mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan bupati yang terkena OTT KPK tersebut merupakan tindak pidana serius.

Tangkapan layar siaran langsung streaming rapat dengar pendapat Komisi III dan pimpinna Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman menyampaikan pendapat dalam rapat itu.
Tangkapan layar siaran langsung streaming rapat dengar pendapat Komisi III dan pimpinna Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman menyampaikan pendapat dalam rapat itu. (Tribunnews.com/Chaerul Umam)

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut merasa prihatin dan heran dengan tindakan eks Bupati langkat tersebut.

Bahkan, ia menganggap tindakan yang dilakukan Bupati Langkat sangat keterlaluan, sama seperti zaman perbudakan Kolonial Belanda.

"Mereka mengatakan ini tempat sudah layak, mereka mengatakan 'anak-anak saya anak kambing yang ada di situ tidak dipungut biaya kami juga tidak membayarnya'," beber Hadi.

"Untuk jadi jahat pun dia perlu obsesinya yang begitu tinggi, kok bisa ya, kita membayangkan saja enggak bisa," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (25/1/2022).

"Tapi kok bisa dia merencanakan dan mewujudkan hal tersebut, ini jahatnya enggak ketulungan," ungkapnya.

(TribunBanten.com, Renald)

Sumber: Tribun Banten
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved