Perbedaan Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru
Berikut ini penjelasan dari dokter spesialis Pari, dr Sri Melati Munir Sp.P(K) soal perbedaan gejala pasien Omicron pada anak dan orang dewasa.
a. Sianosis sentral atau SpO2<93%;
b. Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat berat);
c. Tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.
d. Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea:
- Usia <2 bulan, ≥60x/menit;
- Usia 2–11 bulan, ≥50x/menit;
- Usia 1–5 tahun, ≥40x/menit;
- Usia >5 tahun, ≥30x/menit.
5. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis.
Kementerian Kesehatan juga merilis, untuk mencegah penularan, orang tua diharapkan dapat mengawasi anak-anak dari bahaya Covid-19, yakni dengan:
- Anak usia 2 tahun ke atas atau yang sudah dapat menggunakan dan melepaskan masker, dianjurkan menggunakan masker;
- Ajarkan anak menggunakan dan melepas masker dengan benar;
- Berikan "istirahat masker" jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari pengasuh;
- Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur;
- Bagi yang menggunakan bantuan pengasuh, pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Aisyah Nursyamsi/Widya Lisfianti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dokter Spesialis Paru Ungkap Perbedaan Gejala Omicron yang Dialami Anak dan Orang Dewasa