Kesehatan
Waspada Gejala Omicron yang Sering Dirasakan pada Lansia, Mulai dari Demam hingga Sakit Tenggorokan
Terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai untuk umur lanjut usia (Lansia). Mulai dari demam hingga sakit tenggorokan.
TRIBUNBANTEN.COM - Kasus Omicron di Indonesia semakin meningkat dengan cepat setiap harinya.
Melansir dari TribunWow.com, terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai untuk umur lanjut usia (Lansia).
Kasus Covid-19 varian Omicron ini bahkan menjadi perhatian khusus di beberapa negara, karena proses penyebarannya yang terhitung terlalu cepat.
Melansir dari kompas.com, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, Covid-19 varian Omicron ini disebut lebih cepat menular.
Baca juga: Perbedaan Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memasukkan varian ini sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (VoC), bersanding dengan beberapa varian sebelumnya seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Meskipun gejala yang dialami dalam varian ini tidak terlalu parah, namun tetap saja masyarakat tidak bisa meremehkannya.
Terutama untuk kelompok lansia, yang mana harus lebih waspada agar tidak terinfeksi varian Omicron ini.
Beberapa gejala Omicron pada Lansia yang sering muncul, yakni pilek, batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dan lelah.
Jarang terjadi pasien mempunyai gejala sesak napas dan kehilangan penciuman atau perasa.
Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Omicron pada Orang yang Sudah Divaksin, Sering Dianggap Flu Biasa
Kendati begitu, tiga gejala yang lebih banyak muncul pada varian Omicron dibandingkan Delta seperti mual, keringat di malam hari, dan sakit punggung bagian bawah.
Perlu digarisbawahi, lansia tergolong kelompok rentan yang mudah terkena gejala yang lebih berat, terlebih kondisi tubuhnya lemah dan mudah sakit.
Selain itu, lansia biasanya mempunyai penyakit penyerta sehingga berisiko menimbulkan gejala yang lebih parah.
Apabila terinfeksi, lansia disarankan untuk dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pemantauan lebih ketat dan menghindari komplikasi lanjut.