Australia Resmi Buka Perbatasan, Siap Sambut Pelancong dari Luar Negeri

Australia resmi telah membuka perbatasan secara penuh. Diketahui, Australia sebelumnya telah menutup pintu hampir dua tahun karena virus corona.

Editor: Renald
AFP
Awak pesawat Qantas tiba di Bandara Tullamarine Melbourne pada 29 November 2021 saat Australia mencatat kasus pertama varian Omicron dari Covid-19. - Australia kembali membuka perbatasannya dan siap menyambut turis. 

TRIBUNBANTEN.COM - Australia resmi telah membuka perbatasan secara penuh.

Diketahui, Australia sebelumnya telah menutup pintu hampir dua tahun karena virus corona.

Perbatasan kembali dibuka mulai hari ini, Senin (21/2/2022).

Turis yang bisa masuk ke Australia hanya mereka yang telah divaksin Covid-19.

Baca juga: Menko Luhut Pandjaitan Sebut Sejumlah Kabupaten/Kota Jawa Bali Mulai Masuk PPKM Level 4

Baca juga: Hotman Paris Tantang Ida Fauziyah Debat Terbuka soal Aturan JHT yang Baru

Mengutip CNA, lebih dari 50 penerbangan internasional akan kembali beroperasi, termasuk 27 mendarat di Sydney.

Sektor pariwisata dan perhotelan tengah berusaha untuk membangun kembali setelah dihantam oleh pembatasan Covid-19.

"Ini adalah hari yang sangat menyenangkan, hari yang telah saya nantikan sejak lama, sejak saya pertama kali menutup perbatasan itu tepat pada awal pandemi," kata Perdana Menteri, Scott Morrison.

Pariwisata adalah salah satu industri terbesar di Australia, bernilai lebih dari A$60 miliar dan mempekerjakan sekitar 5 persen tenaga kerja negara itu.

Tetapi, sektor ini lumpuh setelah negara itu menutup perbatasannya pada Maret 2020.

Pelancong mengantre di konter check-in di Bandara Internasional OR Tambo di Johannesburg pada 27 November 2021, setelah beberapa negara melarang penerbangan dari Afrika Selatan menyusul ditemukannya varian baru Covid-19 Omicron. - Sejumlah negara di seluruh dunia telah melarang penerbangan larangan dari Afrika selatan menyusul penemuan varian tersebut, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Thailand, Brasil, dan beberapa negara Eropa. Negara-negara utama yang menjadi target penutupan termasuk Afrika Selatan, Botswana, eSwatini (Swaziland), Lesotho, Namibia, Zambia, Mozambik, Malawi, dan Zimbabwe. (Photo by Phill Magakoe / AFP)
Pelancong mengantre di konter check-in di Bandara Internasional OR Tambo di Johannesburg pada 27 November 2021, setelah beberapa negara melarang penerbangan dari Afrika Selatan menyusul ditemukannya varian baru Covid-19 Omicron. - Sejumlah negara di seluruh dunia telah melarang penerbangan larangan dari Afrika selatan menyusul penemuan varian tersebut, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Thailand, Brasil, dan beberapa negara Eropa. Negara-negara utama yang menjadi target penutupan termasuk Afrika Selatan, Botswana, eSwatini (Swaziland), Lesotho, Namibia, Zambia, Mozambik, Malawi, dan Zimbabwe. (Photo by Phill Magakoe / AFP) (AFP/PHILL MAGAKOE)

"Sedang ada pesta di sini, bermain musik, senyum di wajah orang-orang, mereka akan segera menari, saya yakin," kata Menteri Pariwisata, Dan Tehan, kepada penyiar ABC dari bandara Sydney.

Tehan mengatakan dia berharap untuk rebound "sangat kuat" di pasar pariwisata, dengan Qantas ingin menerbangkan lebih dari 14.000 penumpang ke Australia minggu ini.

Virgin Australia mengatakan melihat tren positif dalam pemesanan domestik dan terus menilai permintaan untuk penerbangan internasional.

Sementara itu, semua kereta api di Sydney dibatalkan pada hari Senin, setelah perselisihan gaji antara serikat pekerja dan pemerintah negara bagian.

Pernah menjadi juara strategi penindasan Covid-19, Australia beralih dari kontrol bergaya benteng dan penguncian tanpa henti sejak akhir tahun lalu dan mulai hidup dengan virus setelah mencapai tingkat vaksinasi yang lebih tinggi.

Pekerja migran, pelajar internasional, dan backpacker telah diizinkan terbang ke Australia sejak November dalam latihan pembukaan kembali yang masih awal.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved