Biang Kerok Harga Minyak Goreng Masih Tinggi Diungkap Mendag Muhammad Lutfi: Ini Akan Saya Berantas!
Penyebab masih tingginya harga minyak goreng diungkap oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
TRIBUNBANTEN.COM - Penyebab masih tingginya harga minyak goreng diungkap oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Masih ditemukan minyak goreng di pasaran dengan harga tinggi yang belum sesuai dengan harga eceren tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Hal ini pun membuat masyarakat cukup resah, apalagi minyak goreng yang sesuai HET masih susah didapatkan hingga harus berebut.

Baca juga: 2 Minggu Dewi Memasak Tanpa Minyak Goreng, Terpaksa Memasak dengan Cara Merebus Pakai Air
Baca juga: Tidak Hanya Emak-emak, Bapak-bapak pun Antre Minyak Goreng Murah di Alun-alun Kota Serang
Baca juga: Stok Minyak Goreng Langka di Tangerang
Baca juga: Demi Dapat Minyak Goreng Murah Lebih dari Satu, Emak-emak di Kota Serang Ajak Anak
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akhirnya mengungkap sejumlah penyebab masih tingginya harga minyak goreng.
"Ketika terjadinya disparitas harga, perubahan harga ini, banyak orang berspekulasi. Jadi mereka mengharapkan terjadinya perubahan, bahkan kalau di pasar market ini ada yang sifatnya jangka panjang dan pendek," kata Lutfi secara virtual, Rabu (9/3/2022).
Menurutnya, akibat adanya spekulasi tersebut membuat orang berani bertaruh bahwa ke depan pemerintah akan melepas atau tidak memberlakukan HET.
"Kenapa? Agar mereka bisa menjual dengan harga tinggi yaitu membeli di harga Rp 10.300, harapannya menjual dengan harga internasional yang saat ini perbedaannya Rp 10 ribu," ujar Lutfi.
Melihat kondisi tersebut, Lutfi pun mengancam para spekulan terutama diatributor 1 dan 2 untuk membawanya ke meja hijau jika terbukti melakukan pelanggaran hukum.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan. Saya akan menuntut spekulan itu berdasarkan hukum. Jadi inilah salah satu yang menyebabkan distrupsi di rantai logistik yang mereka ingin dapat keuntungan besar," ucapnya.
Selain itu, tersendatnya distribusi minyak goreng ke pasar juga diakibatkan adanya penjualan ke industri.
"Per kemaren DMO (domestic market obligation) sudah 415 juta hanya 20 hari, barangnya melimpah. Sehingga kita tanya barang dimana? Jadi ada dua dugaan, bocor untuk industri dengan harga tidak sesuai pemerintah dan yang kedua penyelundupan, ini akan saya berantas. Jadi distribusi ada yang menimbun dan ada yang menyelundup ke luar negeri," paparnya.
(Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mendag Beberkan Biang Keladi yang Membuat Harga Minyak Goreng Masih Mahal