BMKG Sebut Terdapat 6 Kali Gempa Susulan di Dekat Bayah Lebak, Tidak Berpotensi Tsunami

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari

TRIBUNBANTEN.COM, Kabupaten Lebak - Gempa bermagnitudo (M) 5,1 terjadi di dekat Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, siang hari ini pukul 12.31 WIB.

Gempa tersebut diperkirakan terjadi akibat aktivitas di dasar laut.

Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 28 Km arah Selatan Cihara, Lebak, Banten pada kedalaman 10 km.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa 5.3 Magnitudo Terjadi di Bayah Provinsi Banten, Tidak Berpotensi Tsunami

Berdasarkan laporan resmi BMKG, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser.

Dampak Gempabumi pun turut dirasakan di
Malingping, Cinangka, Bayah, Pelabuhan Ratu
Kota Lebak, Panggarangan, Labuan, Cianjur, Kota Sukabumi, Kota Serang, Tangerang, Serpong, Jakarta dengan skala intensitas II MMI.

Atau Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan, bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 13.25 WIB, hasil monitoring BMKG terdapat 6 (enam) gempa bumi susulan dengan magnitudo M 2,9 hingga M 4,4.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Baca juga: 2 Peristiwa Alam Terjadi Dalam Satu Hari: Anak Krakatau Meletus, Lalu Gempa Guncang Bayah Banten

Masyarakat juga diharap menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa.

Ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi."