Indonesia Sudah Larang Ekspor CPO dan Minyak Goreng, Kini Giliran India Larang Ekspor Gandum
Indonesia Sudah Larang Ekspor CPO dan Minyak Goreng, Kini Giliran India Larang Ekspor Gandum
TRIBUNBANTEN.COM - Setelah Pemerintah Indonesia melarang ekspor CPO dan minyak goreng, kini giliran pemerintah India akan secara resmi melarang ekspor gandum.
Diketahui, India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar dunia setelah China dengan kapasitas produksi mencapai 107,5 juta ton.
Aksi larangan tersebut dinilai bakal mengganggu pangan secara global.
Baca juga: Kisah Nyata! Monyet di India Bunuh 250 Anjing, Balas Dendam Karena Bayi Sang Monyet Dibunuh
Terlebih ekspor gandum dari negara Asia Selatan kini terganggu akibat bentrok militer Rusia-Ukraina.
Indonesia sendiri mengimpor gandum dari India setiap tahunnya mencapai 11,7 juta ton.
Angka impor tersebut naik 31,6 persen dibanding pada tahun sebelumnya.
Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (14/5/2022), saat larangan berlaku, ekspor gandum masih bisa dilakukan, namun dengan jumlah terbatas hanya ke negara-negara yang ketahanan pangannya kritis.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri India menyebutkan, pemberitahuan larangan ekspor gandum sudah dirilis per 13 Mei 2022, di mana semua pengiriman baru gandum dari pelabuhan akan mulai dilarang.
Menteri Urusan Pangan India, Sudhanshu Pandey, mengungkapkan larangan ekspor gandum diperlukan karena harga komoditas pokok tersebut mengalami lonjakan di dalam negeri.
Ia mengatakan, dengan melarang ekspor gandum ke luar India, diharapkan bisa membantu menekan harga.
Menurut pemerintah, kebijakan ini juga bisa mendorong gandum yang sedianya diekspor untuk dialihkan ke pihak yang membutuhkan di pasar domestik.
Keputusan pemerintah India melarang ekspor gandum ini dibuat setelah adanya kekhawatiran dampak inflasi yang tinggi baru-baru ini.
Yang pada akhirnya, mendorong pemerintah lebih ketat dalam urusan ekspor pangan.
Sebagaimana diketahui, situasi memanasnya geopolitik global terutama perang di Ukraina membuat perdagangan dunia terganggu, di mana beberapa komoditas harganya melonjak drastis.
Di sektor energi, harga minyak dan gas mengalami mengalami kenaikan signifikan sejak Rusia melancarkan aksi militer di Ukraina.