Indonesia Sudah Larang Ekspor CPO dan Minyak Goreng, Kini Giliran India Larang Ekspor Gandum

Indonesia Sudah Larang Ekspor CPO dan Minyak Goreng, Kini Giliran India Larang Ekspor Gandum

Editor: Ahmad Haris
zoom-inlihat foto Indonesia Sudah Larang Ekspor CPO dan Minyak Goreng, Kini Giliran India Larang Ekspor Gandum
Tangkap layar Kompas.com
Ilustrasi panen gandum.

Harga CPO yang merupakan minyak nabati juga mengalami kenaikan, membuat Indonesia melarang ekspor setelah berbulan-bulan polemik mahalnya harga minyak goreng di dalam negeri belum juga terselesaikan.

Sementara produsen CPO lainnya, Malaysia, lebih memilih menyubsidi harga minyak goreng kepada warganya ketimbang mengeluarkan larangan ekspor.

Harga CPO melambung karena ekspor minyak biji matahari Ukraina terdampak perang.

Sementara Rusia sendiri, merupakan salah satu eksportir pangan terbesar secara global.

Pemerintah di seluruh dunia memang tengah berupaya keras untuk menjaga dan memastikan pasokan pangan dalam negeri tetap aman, mengingat banyak komoditas pangan mengalami kenaikan komoditas pertanian.

Serbia dan Kazakhtan yang juga merupakan eksportir gandum, kini juga melakukan pembatasan ekspor dengan mengeluarkan kebijakan kuota.

Membatasi ekspor sendiri sejatinya merupakan keputusan dilematis yang diambil pemerintah India.

Harga gandung dunia tengah melonjak tinggi, sehingga bisa jadi kesempatan India meraup untung besar dari perdagangan gandum.

Namun pemerintah India lebih memilih mengamankan pasokan pangan lokal, daripada menggenjot ekspor gandum.

Gandum India sendiri paling banyak dikirim ke Mesir.

Sementara itu, Menteri Pertanian Jerman Cem Oezdemir, mengatakan langkah India tersebut semakin membuat situasi global semakin sulit.

Apalagi Indonesia juga sebelumnya sudah melarang ekspor CPO.

Ia bilang, Jerman bersama dengan negara-negara G7 saat ini sudah mendiskusikan langkah India dan Indonesia.

"Jika kita semua mulai memberlakukan batasan ekspor, atau bahkan melarang sama sekali ekspor, hal ini hanya akan memperburuk krisis," kata Oezdemir dalam konferensi pers.

Baca juga: Tim Bulutangkis Indonesia Tatap Final Ke-21 Piala Thomas, Siap Tempur Lawan India

“Ini juga merugikan India sendiri dan para petani di sana karena tentu saja itu berarti mereka sedang mengabaikan kenaikan harga (gandum dunia)," kata dia lagi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved