Angka Stunting Capai 27.674 Kasus, Dinkes Lebak Hanya Bisa Sosialisasi dan Pendampingan

Kasus anak yang terkena stunting di Kabupaten Lebak mencapai 27.674 jiwa pada tahun 2021.

Penulis: Nurandi | Editor: Abdul Rosid
Kompas.com
Ilustrasi Anak 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Kasus anak yang terkena stunting di Kabupaten Lebak mencapai 27.674 jiwa pada tahun 2021.

Data stunting di Kabupaten Lebak pada tahun 2021 berdasarkan studi status gizi Indonesia (SSGI) sebanyak 27.674 anak.

Dilansir dari laman resmi Kemenkes, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Baca juga: Subhanallah! 10 Tahun Nabung dari Hasil Tani, Pasutri di Kabupaten Serang Berangkat ke Tanah Suci

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Nurul Isneini mengatakan kasus stunting di Lebak masih pada posisi tertinggi.

Hal itu lantaran masyrakat belum sepenuhnya mengetahui dampak dari stuntuing untuk anak di masa depan.

Untuk menekan angka stunting, Nurul mengungkapkan akan gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Terlebih, para calon pengantin muda.

Menurutnya, calon pengantin muda sangat berisiko melahirkan anak yang terkena stunting.

Karena, saat sudah menikah dan hamil tidak bisa menjaga pola hidup dan makan yang baik.

"Jadi jika telat, nanti mereka calon pengantin ketika sudah menikah, keburu hamil dan nanti anaknya bisa berisiko tinggi terkena Stunting," katanya saat dihubungi TribunBanten.com, Rabu (15/6/2022).

Selain sosialisasi, pihaknya juga akan melakukan pendataan kepada ibu mengandung, menyusui dan anak kecil.

Stunting bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti penyediaan air bersih dan sarana sanitasi.

Baca juga: PPDB Online SMP 2022 di Tangsel: 5.024 Kuota Tersebar di 24 Sekolah

Nurul menyampaikan, jika nanti ada salah seorang keluarga yang mengonsumsi air yang tidak sehat dari lingkungan yang kotor.

Maka hal tersebut berisiko terkena stunting. Jadi saat ini Dinkes dalam pencegahannya harus ada intervensi dari berbagai lintas sektor

"Jadi prioritas kami saat ini, yakni tim pendamping keluarga (TPK) dengan mengunjungi rumah sasaran dan mendorong memeriksa kesehatan di fasilitas kesehatan," ucapnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved