Autopsi Ulang Jasad di Jambi, Pengacara Pertanyakan Alat Vital Brigadir J: Apakah Masih Ada?

Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga Brigadir J, meminta kepada petugas autopsi untuk menyoroti dua bagian penting di fisik korban.

Editor: Glery Lazuardi
istimewa
Jasad Brigadir J. Upaya penangkatan jenazah atau ekshumasi jasad Brigadir J dilakukan mulai Rabu (27/7/2022) sekitar pukul 07.33 WIB. Area pemakaman berada di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi. 

TRIBUNBANTEN.COM - Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga Brigadir J, meminta kepada petugas autopsi untuk menyoroti dua bagian penting di fisik korban.

Pertama, kaki dan kedua adalah alat vital.

Hal itu dikatakan Kamarudin berdasarkan keterangan ibunya saat rapat bersama tim dokter forensik di Hotel BW Luxury, Selasa (26/7/2022) malam.

Dalam rapat itu diungkapkan Kamarudin terjadi dialog interaktif antara pihak keluarga Brigadir Yosua dengan dokter forensik yang cukup menarik.

Baca juga: Andika Perkasa Titip Pesan ke Dokter RSPAD yang Ikut Autopsi Ulang Brigadir J: Jaga Integritas

Namun yang cukup menarik dari dialog tersebut yaitu pernyataan ibu Brigadir J yang mengungkapkan bahwa dia lahir dalam kondisi sehat secara fisik. Namun terdapat kejanggalan saat dimakamkan.

"Ibu almarhum mengatakan ketika anak saya dilahirkan dia fisiknya sempurna mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki sempurna.

Tetapi ketika dia meninggal kakinya (Brigadir J) tidak lurus.

Jadi kaki kiri lurus, kaki kanan bengkok," ungkap pengacara.

Sehingga hal itu perlu perhatian, dan diminta untuk dilakukan pemeriksaan.

Selanjutnya berkaitan dengan 'alat kelamin' hingga ginjal.

"Kemudian ikut diperiksa juga apakah, mohon maaf, alat kelaminya masih utuh atau tidak, atau masih ada atau tidak," ujarnya.

Selanjutnya, pemeriksaan yang diminta pihak keluarga yang perlu dilakukan yakni terkait keutuhan isi perut, luka luar dan dalam.

"Saya minta tadi supaya diperiksa ginjalnya untuk mengetahui kapan dia matinya, karena ada kecurigaan saya pada jam 16.15 di hari 8 Juli masih terbaca (pesan) WhatsApp di handphonenya.

Sehingga apakah ini almarhum yang membuka atau orang lain.

Karena handphonenya kan diduga telah diretas atau dikuasai si pembunuh," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved