Kereta Api Tabrak Odong

Update Kondisi Korban Kecelakaan Odong-odong di Serang, 1 Anak Masih Kritis

Sembilan pasien orban kecelakaan odong-odong di Serang saat ini sedang dalam perawatan intensif di RS Hermina Ciruas, Serang, 1 anak masih kritis

Penulis: mildaniati | Editor: Abdul Rosid
Mildaniati/TribunBanten.com
Pj Gubernur Banten Almuktabar saat berkunjung menjenguk para pasien penumpang odong-odong yang tertabrak kereta api. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Update kondisi korban kecelakaan kereta api tabrak odong-odong di Kragilan, Kabupaten Serang.

Korban kecelakaan odong-odong di Serang saat ini sedang dalam perawatan intensif di RS Hermina Ciruas, Serang.

Sembilan pasien kecelakaan odong-odong satu di antaranya seorang anak yang kondisinya masih kritis.

Dari pantauan TribunBanten.com di lokasi, terlihat seorang anak kecil terbaring di ruang ICU dengan luka memar di wajah, tangan di infus dan terlihat belum sadar.

Baca juga: Kemenhub Tutup Perlintasan Sebidang di TKP Kereta Api Tabrang Odong-odong di Kragilan Serang

Sementara itu, seorang pasien dewasa sudah sadar dan bisa diajak komunikasi.

Pasien tersebut masih merasakan sakit dibagian paha, kaki, lengan dan kepala.

Para korban dijenguk langsug oleh Pj Gubernur Banten Al Muktabar bersama jajarannya.

Wakil Direktur RS Hermina, dr Dhedy Mardiko mengatakan ada 9 pasien korban odong-odong tertabrak kereta yang masih dirawat.

Pasiennya terdiri dari 6 anak-anak, dan 3 orang dewasa.

"Kondisinya dari 9 pasien itu, 7 lukanya aga berat, 2 luka ringan," ujarnya saat ditemui di Rs Hermina, Rabu (27/7/2022).

Pihak rumah sakit masih terus melakukan observasi pada pasien tersebut.

Hasilnya, pihaknya menemukan sebagian besar, para pasien mengalami cedera di kepala tingkat berat, sedang dan luka di bagian kaki, paha dan patah tulang

Sementara, 4 orang korban sudah dilakukan operasi dan dibutuhkan waktu pemulihan lumayan lama.

Ia pun menuturkan, bahwa dari sekian banyak koran yang di rawat di RS Hermina tidak yang diamputasi.

Baca juga: Akibatkan 9 Penumpang Tewas, JL Supir Odong-odong Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka

Sedangkan, pasien yang kritis saat ini ada 1 orang anak berusia 2 tahun 8 bulan berinisial P.

"Cedera kepala berat karna benturan dan pendarahan, operasi dilakukan untuk dikeluarkan gumpalan darahnya," katanya.

Pihak rumah sakit sudah melakukan penanganan untuk operasi korban, agar tidak terjadi kerusakan sel otak.

"Perlu dilakukan penanganan cedera kepala berat, walaupun pendarahan dan bengkak dikepala juga termasuk cedera dan bisa rusak sel otak sehingga itu dikategorikan luka berat," ungkapnya.

Sejauh ini, anak-anak belum bisa diajak berbicara karena masih trauma.

"Anak-anak belum bisa diajak berbicara," kata Dhedy.

Baca juga: Kisah Pilu Siswa SD Negeri 3 Muncangkopong Lebak, Bergantian Jam Belajar Karena Ruang Kelas Terbatas

Pendampingan Psikologi

Pihak rumah sakit akan memberikan pendampingan psikologi bagi para korban anak-anak dengan rata-rata umur 2 sampai 6 tahun.

"Kami ada psikolog, dan sudah diusulkan karena mereka merasa trauma, tim psikologi kami siap mau berapa lamapun," terangnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved