Digempur Sanksi Ekonomi Uni Eropa & AS, Pendapatan Ekspor Minyak Rusia Justru Meningkat 38 Persen

volume ekspor minyak asal Rusia kini tengah mengalami peningkatan drastis hingga melonjak sebanyak 38 persen dari akhir 2021 hingga pertengahan 2022.

Editor: Ahmad Haris
Natalia KOLESNIKOVA / AFP
Kilang minyak Moskow milik produsen minyak Rusia Gazprom Neft di pinggiran tenggara Moskow pada 28 April 2022. Volume ekspor minyak asal Moskow kini tengah mengalami peningkatan drastis hingga melonjak sebanyak 38 persen dari akhir 2021 hingga pertengahan 2022. 

TRIBUNBANTEN.COM - Volume ekspor minyak Rusia kini tengah mengalami peningkatan drastis, hingga melonjak sebanyak 38 persen dari akhir 2021 hingga pertengahan 2022.

Hal itu berdasarkan dokumen yang dirilis kementerian ekonomi Rusia.

Kenaikan tersebut terjadi disaat Rusia ramai dijatuhi sanksi embargo energi oleh Uni Eropa.

Baca juga: Negara G7 Ingin Pangkas Pendapatan Pemerintahan Vladimir Putin, Kompak Batasi Harga Minyak Rusia

Baca juga: Jerman Gelagapan! Cadangan Gasnya Tak Cukup Tuk Lewati Musim Dingin, Akui Ketergantungan Gas Rusia

Kekebalan negara pimpinan Vladimir Putin ini bahkan, telah membuat pendapatan tahunan Rusia diprediksi naik menjadi 337,5 miliar dolar AS.

Mengutip dari Al Jazeera, kenaikan tersebut terjadi setelah harga minyak yang dibanderol di pasaran global dipatok lebih tinggi. Dimana harga ekspor rata-rata bensin naik dua kali lipat menjadi 730 dolar AS per 1.000 meter kubik.

Lonjakan tersebut lantas membuat sejumlah negara-negara bersahabat dari Asia mulai meningkatkan pembelian minyak dari Rusia hingga akhir 2025 mendatang.

Dengan begini pendapatan ekspor minyak Rusia dapat melonjak naik, meski kini Eropa mulai memberlakukan aturan embargo minyak Rusia.

“Dampak sanksi terhadap ekonomi Rusia sangat tidak merata. Di beberapa sektor, telah menjadi bencana besar, seperti industri mobil," kata Janis Kluge, rekan senior di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan.

"Namun untuk sektor minyak relatif tidak terluka untuk saat ini,” lanjut Janis Kluge.

Sebelum Rusia menekan kontrak dengan para importir Asia, raksasa migas Gazprom menyebut bahwa ekspor volume gas pipa Rusia pada beberapa bulan terakhir telah menyusut menjadi 170,4 miliar meter kubik (bcm), sebagai imbas dari larangan embargo Barat.

Angka tersebut melesat jauh apabila dibandingkan dengan volume ekspor di tahun 2021 di mana saat itu output pengiriman gas Rusia bisa mencapai 205,6 bcm.

Penurunan ini bahkan telah membuat laju ekonomi Rusia menyusut lebih dari 12 persen.

Baca juga: Cegah India Beli Minyak Rusia, Pejabat Amerika Serikat Ngotot Sampai Terbang ke New Delhi

Baca juga: Tetap Borong Minyak Rusia, India Tidak Takut Ancaman Amerika Serikat!

Tak hanya itu, tekanan embargo Barat juga telah membuat produk domestik bruto (PDB) Rusia ambles 4,2 persen serta pendapatan nyata disposabel merosot 2,8 persen di sepanjang tahun ini.

Namun usai sejumlah negara di Asia seperti China dan India mulai memborong minyak dan energi Rusia, kini pendapatan Rusia bisa kembali meningkat ke zona hijau.

Dengan adanya lonjakan pendapatan tersebut, Presiden Vladimir Putin mengungkap bahwa pemasukan tersebut akan dimanfaatkan Rusia untuk meningkatkan upah dan pensiun pada jutaan warga negaranya, apabila nantinya ekonomi Rusia benar-benar jatuh dalam jurang resesi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Terpengaruh Sanksi Barat, Pendapatan Ekspor Minyak Rusia Malah Meningkat 38 Persen

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved