Kenaikan Harga Bahan Pokok di Provinsi Banten Perkirakan Hingga Akhir Tahun 2022
Kenaikan harga bahan pokok di Provinsi Banten akan mengalami kenaikan berlangsung hingga akhir tahun 2022.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Rosid
Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Kenaikan harga bahan pokok di Provinsi Banten akan mengalami kenaikan berlangsung hingga akhir tahun 2022.
Hal tersebut di katakan Kepala Seksi Stabilisasi Harga Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten, Dede Kurnia.
"Secara umum harga sekarang sedang naik, setiap komoditi kenaikan harganya berbeda persentasenya," kata Dede Kurnia saat di kantornya, Kamis (25/8/2022).
Baca juga: Harga Telur di Banten Naik Jadi Rp 33 Ribu, Ini Alasannya
Dede menututkan bahwa secara persentase, harga jual di pasaran untuk beberapa komoditas mengalami kenaikan.
Harga jual saat ini lebih tinggi dibandingan dengan harga eceran tertinggi (HET).
Bahkan ada beberapa bahan pokok tembus diangka lebih dari 100 % bahkan dua kali lipat dari harga HET.
"Tapi ada juga yang sampai 5-50 persen kenaikannya. Seperti telur HET nya kan 24 ribu sekarang cenderung ke Rp 31-33 ribu," katanya.
Kemudian harga daging sapi saat ini masih stabil diangka tinggi sejak 5 tahun terakhir.
Di mana harga jual yang seharusnya di angka Rp 80 ribu per kilo gram, saat ini masih diangka Rp 140 ribu.
Selain itu, kata Dede, harga daging ayam juga mengalami kenaikan yang saat ini berada diangka Rp 35-45 ribu per kilo.
Kemudian harga cabai yang seharusnya di angka Rp 30 ribuan, kini masih di atas Rp 60 ribuan.
Sedangkan minyak goreng, saat ini stoknya masih banyak dan harganya bahkan berada di bawah HET.
"Kalo minyak goreng harganya di bawah HET, kecuali minyak kemasan. Tapi secara umum, harga pokok saat ini memang berada di atas harga HET semua," ungkapnya.
Dede menuturkan bahwa kenaikan harga bahan pokok saat ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun 2022.
Baca juga: Harga Sejumlah Bahan Pokok di Pasar Rau Kota Serang, Mengalami Kenaikan, Ini Daftarnya
Menurut Dede, kenaikan harga sejumlah bahan pokok bisa saja diatasi sebelum akhir tahun 2022.
Apabila pemerintah pusat dengan kewenangannya, bisa melakukan kebijakan yang diterapkan pada penanganan minyak goreng.
"Langsung melakukan kebijakan derek ke pelaku usaha. Misalnya telur, Kementan memerintahkan produsen untuk memperbesar kapasitas kandang dan produksi," kata dia.
Sehingga dengan adanya intruksi tersebut, diharapkan agar petani bisa memenuhi kebutuhan pasar.
Selain telur beberapa komoditas lainnya juga, menurutnya, itu bisa diatasi dengan kebijakan pemerintah pusat.
Saat disinggung apakah harga komoditas pangan naik, disebabkan adanya wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Dede menilai, kenaikan harga komoditas pangan tidak sepenuhnya dari isu kenaikan BBM.
Baca juga: Wacana Kenaikan BBM Bersubsidi Diprotes Wakil Pimpinan DPRD Banten, Cak Nawa: Kaji Ulang
"Kalo secara analisis kita belum melakukan kajian, tapi kalo sepintas kenaikan ini terjadi sebelum adanya kenaikan bbm," katanya.
Menurutnya dampak dari wacana kenaikan BBM, itu mungkin saja ada pengaruhnya.
Akan tetapi, kata dia, dampak dari isu kenaikan BBM secara persentase dampaknya kecil.
"Faktor yang paling besar cenderung kepada suplay bahan pokok produsen ke pasar," katanya.
Sehingga ia menilai bahwa hal itu baru sebatas spekulasi masyarakat dan pelaku usaha saja.
Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa alasan tersebut, menurutnya bisa dijadikan bahan argumentasi bagi para pelaku usaha.
"Bisa saja dijadikan argumentasi bagi pelaku usaha untuk menaikan harga pokok dari isu kenaikan bbm," ungkapnya.
