Harga Minyak Dunia Turun Drastis per 7 September 2022, Ini Faktor Penyebabnya
Harga minyak dunia per Rabu (7/9/2022) mengalami penurunan yang cukup signifikan lantaran pembatasan Covid-19 yang diterapkan China.
"Singkatnya, pasar berjangka minyak menilai 'stagflasi' dalam ekonomi global," tambah Teng.
Kebijakan nol-Covid yang ketat di China membuat kota-kota seperti Chengdu, yang memiliki 21,2 juta penduduk, terkunci.
Kebijakan ini telah membatasi pergerakan penduduk dan permintaan minyak di China sebagai konsumen minyak terbesar kedua di dunia.
Impor minyak mentah China turun 9,4 persen pada bulan Agustus, menurut data bea cukai yang dirilis hari ini.
Penurunan ini disebabkan adanya pemadaman di kilang minyak yang dikelola negara dan rendahnya operasi pabrik di tengah lemahnya laba yang membatasi pembelian minyak.
Baca juga: Sopir Angkot Desak Naikkan Tarif Buntut Kenaikan Harga BBM, Kadishub Lebak: Belum Ada Putusan
Investor juga mengamati kenaikan suku bunga lebih lanjut. Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Kamis (8/9/2022) besok.
Setelah pertemuan ECB, giliran Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang akan mengadakan pertemuan pada 21 September.
Dolar AS mencapai rekor tertinggi dalam 24 tahun terakhir terhadap yen dan mencapai level tertinggi baru terhadap dolar Australia dan Selandia Baru hari ini.
Setelah data ekonomi AS memperkuat pandangan bahwa The Fed akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter.
Di sisi pasokan, persediaan minyak mentah di Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS turun 7,5 juta barel dalam seminggu hingga 2 September, menjadi 442,5 juta barel, terendah sejak tahun 1984, menurut data dari Departemen Energi AS.
Laporan persediaan pasokan minyak mingguan AS dari American Petroleum Institute dan Energy Information Administration masing-masing akan dirilis hari ini dan Kamis besok.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Minyak Dunia Anjlok Jadi 85,33 Dolar AS Per Barel, Ini Sejumlah Penyebabnya