Kisah Janda di Cilegon, Tinggal di Gubuk Reyot Beralaskan Tanah, Butuh Uluran Tangan
Rofiah (48), seorang janda di Cilegon Banten, hidup dalam keterbatasan. Rofiah tinggal di gubuk reyot berukuran 5X3 meter beralaskan tanah.
Penulis: Sopian Sauri | Editor: Glery Lazuardi
“Dapat tahun lalu dapat beras 5 kilogram, itu aja. Enggak dapat apa-apa lagi,” jelasnya.
Dirinya juga mengaku, hanya mengharapkan belas kasih dari warga sekitar. Sebelumnya dia bersama dengan suami ikut menjadi kuli cetak bata di kampung tetangga.
Sementara itu, Lurah Gunung Sugih Rustam Effendi mengatakan, pihak keluarahan telah memberikan bantuan yang bersifat temporer dan sedang diusulkan pada bantuan yang lain.
Rustam menyatakan, Rofiah memiliki masalah pada NIK sehingga tidak terdata pada DTKS.
Baca juga: Wisata Banten: Bukit Cipala di Merak Cilegon Jadi Spot Fotografi Sunset Terbaik di Tanah Jawara?
“Nanti akan kami usulkan di DTKS,” kata Rustam, Rabu.
Ia mengatakan, dua tahun lalu kelurahan telah mengusulkan program rumah tidak layak hini (Rutilahu).
Akan tetapi tempat tinggal yang ditempati Rofiah merupakan lahan milik perusahaan. Karena itu, program tersebut tidak bisa dilaksanakan.
“Kalau regulasi itu dirubah, mungkin bisa kita bangun. Tetapi karena tidak boleh di lahan orang lain, kitapun tidak bisa apa-apa,” jelasnya
Tidak hanya itu, Rustam juga menegaskan pihaknya akan kembali melakukan pendataan ulang, agar Rofiah bisa terakomodir menerima bantuan sosial.
"Seluruhnya ada sekitar 300 orang yang sudah menerima bantuan dan daftar tunggu DTKS ada kurang lebih, 400 orang. Maka dari itu, kami menyisir perihal yang sudah meninggal, sudah pindah dan yang sudah tidak harus menerima bantuan kami sudah usulkan ke Dinsos agar dihapuskan," ujarnya.