KPI Pusat Tegas Minta Rizky Billar Tak Muncul Lagi di TV & Radio, Imbas Lakukan KDRT ke Lesti Kejora
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta televisi dan radio menutup ruang untuk pelaku KDRT seiring hebohnya berita Rizky Billar da Lesti Kejora.
TRIBUNBANTEN.COM - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta televisi dan radio menutup ruang untuk pelaku KDRT.
Permintaan KPI itu seiring dengan hebohnya dugaan kasus KDRT yang dilakukan Rizky Billar terhadap istrinya, Lesti Kejora.
Diketahui, Rizky Billar diduga membanting dan mencekik Lesti Kejora hingga sang pedangdut dilarikan ke rumah sakit.
Menurut Laporan Polisi, pemicu KDRT diduga Rizky Billar kepergok selingkuh oleh Lesti Kejora.
Semantara itu, melalui situs resmi kpi.go.id, KPI meminta kepada semua lembaga penyiaran bertindak tegas terhadap pelaku KDRT.
KPI meminta televisi dan radio tak menyediakan pelaku KDRT sebagai pengisi acara atau penampil dalam sebuah program siaran.
Baca juga: Masih Ditangani Dokter, Lesti Kejora Ditemani Ayah dan Ibunya di Rumah Sakit, Kondisi Melemah?
Lebih lanjut KPI menilai, jika dalam penyiaran terdapat public figur yang menayangkan pelaku KDRT, akan berdampak negatif terhadap usaha penghapusan KDRT di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan, Nuning Rodiyah pada Kamis (29/9/2022).
“Segala bentuk kekerasan, terutama KDRT, merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia,” ujar Nuning
Langkah ini diharapkan dapat menjadi bentuk penghormatan hak asasi manusia, keadilan, kesetaraan gender, non diskriminasi, dan perlindungan korban.
Nuning juga meminta untuk lembaga penyiaran khususnya penanggung jawab program siaran agar bersikap tegas dan dapat memberikan edukasi positif pada publik untuk menyikapi kasus kekerasan.
Kondisi Lesti Kejora
Lesti Kejora saat ini masih lemas tak berdaya.
Kuasa Hukum Lesti Kejora, Sandy Arifin menjelaskan jika kliennya tengah dirawat di rumah sakit.
"Nah, sekarang kami lebih fokus lagi untuk melihat keadaan Dede Lesti karena saya mendapatkan informasi, sekarang lagi dirawat di rumah sakit," ucap Sandy Arifin, mengutip Kompas.com.