SOSOK Wanita Penjual Dawet di Tragedi Kanjuruhan, Ternyata Pernah Jadi Pengurus PSI
Berikut ini sosok wanita penjual dawet di Stadion Kanjuruhan. Belakangan ini viral penjual dawet yang mendiskreditkan suporter Arema FC.
TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini sosok wanita penjual dawet di Stadion Kanjuruhan.
Belakangan ini viral penjual dawet yang mendiskreditkan suporter Arema FC.
Hal ini setelah beredar rekaman suara yang menyebutkan banyak suporter Aremania sudah dalam keadaan mabuk sebelum terjadi Tragedi Kanjuruhan.
"Wong suporter sakdurunge wis ngombe kabeh (suporter sebelumnya sudah pada minum). Yang meninggal pun itu banyak yang berbau alkohol," kata si penjual dawet dalam rekaman suara itu.
Baca juga: Pergi dari Rumah untuk Doa Bersama Tragedi Kanjuruhan, Remaja Ini Malah Dilecehkan Guru Olahraganya
Akhirnya diketahui, penjual dawet itu adalah Suprapti Fauzi.
Suprapti Fauzi adalah kader dan mantan pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
PSI mengakui bahwa Suprapti Fauzi, wanita yang mengaku sebagai "penjual dawet" di Pintu 3 Stadion Kanjuruhan pernah menjadi kader partai.
Hal tersebut dikonfrimasi oleh Ketua DPD PSI Kabupaten Malang, Yosea Suryo Widodo, Rabu (12/10/2022).
Nama Suprapti mencuat usai video seorang wanita yang mengaku sebagai "penjual dawet" meminta maaf kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan disiarkan via media sosial. Wanita itu bersimpuh sambil meminta maaf kepada keluarga Nawi, dirigen Curva Nord Aremania yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.
Sebelumnya, rekaman suara kesaksian wanita itu sempat viral, mengeklaim gas air mata bukan faktor utama Tragedi Kanjuruhan. Ia mengeklaim Aremania mabuk dan merusuh, bahkan memukuli polisi.
Akan tetapi, kesaksian wanita itu diragukan karena penuh kejanggalan. Berbagai penelusuran usai kejadian pun menemukan tidak ada penjual dawet di Pintu 3 Kanjuruhan.
Kontroversi "penjual dawet" yang menyeret nama Suprapti Fauzi itu pun membuat PSI angkat bicara. Yosea mengaku Suprapti pernah menjadi anggota PSI, tetapi sudah tidak menjadi pengurus per Juni 2020.
"Ibu tersebut sudah bukan pengurus PSI sejak 22 Juni 2020. Kami sedang mengecek di sistem keanggotaan PSI. Jika benar masih tercatat, kami akan segera pecat," kata Yosea dalam keterangan tertulis.
Baca juga: 11 Kejanggalan Pengungkapan Tragedi Kanjuruhan Versi Aremania
Lebih lanjut, Yosea menyebut PSI mendukung pengusutan tuntas Tragedi Kanjuruhan yang merenggut 132 jiwa pada 1 Oktober lalu.
"Sebagai wujud kepedulian, Ketua Umum DPP PSI Bro Giring Ganesha mengangkat salah seorang anak korban sebagai anak asuh," katanya.
