Minta Ganjar Naik ke Panggung, Seniman Butet Berikan Kado Ulang Tahun Lukisan Soekarno
Semangat Sumpah Pemuda kembali digaungkan melalui harmoni nada dan lantunan lagu-lagu nusantara.
Pertunjukan dilanjutkan dengan penampilan dari Butet Kartaredjasa.
Butet tidak bermonolog, tetapi membacakan puisi karya Gus Mus.
Sebelum itu, dia lebih dulu menyapa Ganjar dan tamu undangan lainnya.
Bahkan, Butet secara khusus mengundang Ganjar untuk naik ke atas panggung.
Dia ingin memberikan hadiah ulang tahun kepada Ganjar.
"Saya meski seniman miskin, saya kasih hadiah mau gak? Mas Ganjar saya minta naik ke atas panggung. Silakan dibuka hadiahnya," ujar Butet.

Ternyata, hadiah yang diberikan oleh Butet adalah lukisan Soekarno dengan latar merah.
Pada bagian atas tertulis sebuah kalimat "Warisilah Apinya, Jangan Abunya".
Lukisan tersebut merupakan satu di antara koleksi Butet yang dipajang di rumahnya.
Beberapa hari sebelumnya, Ganjar pernah melihat langsung dan berfoto bersama Butet di depan lukisan.
"Ini lukisan yang disukai Mas Ganjar waktu main ke rumah seminggu lalu," ucap Butet.
Ganjar mengatakan acara Rhapsody Nusantara merupakan pertunjukan yang top.
Selain membawa semangat Sumpah Pemuda, artis yang tampil dan berkolaborasi juga semuanya merupakan artis nasional.
Baca juga: Benteng Rotterdam Makassar Mendadak Ramai: Ribuan Orang Berkumpul, Irma Senang Lari Bareng Ganjar
Ganjar juga sempat menanggapi hadiah lukisan Soekarno yang diberikan Butet Kartaredjasa.
Dia menceritakan saat main ke rumah Butet Kartaredjasa beberapa waktu lalu memang ada sejumlah lukisan yang membuatnya tertarik, satu di antaranya lukisan Soekarno.
"Saya bilang lukisan ini bagus sekali ya, dan ada lagi satu lagi lukisan yang saya naksir, yaitu lukisannya Kapolri zaman dulu, Pak Hoegeng," katanya.
Menurut Ganjar, lukisan itu Pak Hoegeng mengecat Pak Hoegeng.
"Pak Hoegeng yang dicat itu adalah Kapolri dan belum tuntas. Filosofinya dalam banget itu," ucap gubernur berambut putih ini.