Lima Tokoh Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk HR Soeharto dari Jawa Tengah
Lima tokoh nasional dianugerahkan gelar pahlawan nasional. Gelar pahlawan nasional dianugerahkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara
lihat foto
TRIBUNBANTEN.COM - Lima tokoh nasional dianugerahkan gelar pahlawan nasional.
Gelar pahlawan nasional dianugerahkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin (7/11/2022).
Sekretaris Militer Presiden Laksamana Pertama (Laksma) Hersan membacakan penganugerahan gelar pahlawan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 96/TK/2022 Tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional
Baca juga: Teks Pidato Bung Tomo, Bisa Dibacakan saat Upacara Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022
Berikut rinciannya:
Pertama, Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum DR. dr. H. R. Soeharto dari Jawa Tengah.
Soeharto disebut telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Setelah kemerdekaan, almarhum Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air.
Soeharto juga juga dikenal sebagai salah seorang pendiri berdirinya IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Kedua, Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989.
Beberapa jasa yang telah diberikan almarhum KGPAA Paku Alam VIII antara lain bersama Sultan Hamengkubowono IX dari Keraton Yogyakarta mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi utuh hingga saat ini.
Sehari setelah kemerdekaan, Paku Alam VIII menyatakan bergabung ke NKRI.
Setelahnya, Yogyakarta menjadi ibu kota yang kedua dari Republik ketika terjadi agresi Belanda pada 1946.
Baca juga: Sambut Hari Pahlawan 10 November, 5 Tokoh Ini Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ada Soeharto
Ketiga, Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat.
Almarhum Rubini Natawisastra telah menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling pada saat kemerdekaan.
Bahkan, almarhum bersama istrinya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
