Optimasi Kontrak IPP hingga Rp 47,05 Triliun, Dirut: PLN tak Hanya Survive, Tapi Juga Tumbuh Positif

Hal ini menjadi perhatian Komisi VI agar tak menjadi beban bagi PLN karena kondisi penurunan konsumsi listrik

dokumentasi PLN
Pada 2022, langkah cerdas berhasil mengoptimasi kontrak suplai listrik dan menekan beban Take or Pay (TOP) hingga Rp 47,05 triliun. 

Upaya optimasi kontrak terus dilakukan PLN pada tahun 2022 sehingga TOP yang berhasil ditekan adalah Rp 9,83 triliun.

Pada 2022, langkah cerdas berhasil mengoptimasi kontrak suplai listrik dan menekan beban Take or Pay (TOP) hingga Rp 47,05 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (15/5/2023). (dokumentasi PLN)

PLN juga melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan konsumsi listrik demi menyiasati kondisi oversupply.

PLN melakukan strategi ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menambah konsumsi listrik.

Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting.

Adapun strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru melalui electrifying lifestyle.

PLN juga menjalankan program akuisisi captive power dengan berkolaborasi dengan industri untuk memakai listrik PLN.

Baca juga: Ini Strategi PLN hingga Mencatatkan Penjualan Listrik Terbaik 2022 dengan Total 85,28 Juta Pelanggan

PLN juga menjangkau kebutuhan listrik masyarakat melalui electrifying agriculture, electrifying marine, dan juga pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri.

Hal ini yang kemudian menjadi satu di antara penopang kinerja penjualan dan operasional yang lebih efisien pada 2022.

"Di tengah kondisi Covid-19, PLN bukan hanya survive, tetapi bahkan berhasil membukukan pertumbuhan positif," kata Darmawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved