Mensos Tri Rismaharini Bersujud dan Mencium Kaki Guru Penyandang Tunanetra, Ini Sebabnya

Risma melakukan hal itu lantaran merasa tak bisa tepati janji menghibahkan lahan milik Kementerian Sosial guna pendirian sekolah disabilitas.

Editor: Vega Dhini
Nurandi/TribunBanten.com
Foto Mentri Sosial atau Mensos Tri Rismaharini saat menyalurkan langsung bantuan langsung tunai atau BLT BBM ke masyarakat Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Senin (12/9/2022). Baru-baru ini Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi sorotan karena bersujud dan mencium kaki seorang guru penyandang tunanetra. 

TRIBUNBANTEN.COM - Momen Menteri Sosial Tri Rismaharini bersujud dan mencium kaki seorang guru penyandang tunanetra menjadi sorotan.

Hal tersebut terjadi di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/2/2023).

Apa yang membuat Mensos Tri Rismaharini melakukan hal tersebut?

Menteri Sosial Tri Rismaharini sujud di kaki salah satu guru penyandang tunanetra, saat berdebat soal hibah dan perbaikan bangunan sekolah luar biasa (SLB) A Padjadjaran, di Balai Wiyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/2/2023).
Menteri Sosial Tri Rismaharini sujud di kaki salah satu guru penyandang tunanetra, saat berdebat soal hibah dan perbaikan bangunan sekolah luar biasa (SLB) A Padjadjaran, di Balai Wiyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/2/2023). (Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman)

Mensos Tri Rismaharini melakukan hal itu lantaran ia merasa tak bisa menepati janji untuk menghibahkan lahan milik Kementerian Sosial guna pendirian sekolah khusus siswa tuna netra dan disabilitas.

Mengutip TribunJabar.co.id, adapun momen tersebut bermula saat Risma melakukan kunjungan kerja ke Balai Wyata Guna, untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu.

Baca juga: Kata Mensos Risma soal Anggaran Rp 500 Triliun untuk Atasi Kemiskinan Habis hanya untuk Rapat

Sebelum menyerahkan bantuan, Risma menyempatkan diri untuk mampir ke Cafe More yang dikelola penyandang disabilitas netra, sambil melihat-lihat tanaman yang dibudidayakan oleh para difabel.

Tiba-tiba salah seorang guru perwakilan SLB A Padjadjaran, Tri, menagih janji Risma terkait hibah lahan milik Kementerian Sosial.

Tri menegaskan kepada Risma bahwa permintaan hibah itu bukan untuk kepentingan pribadinya.

"Terkait itu, waktu itu ibu pernah janji menghibahkan ini (lahan). Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi, bu, tolong direalisasikan," ujar Tri kepada Risma.

Namun, Risma tak bisa menepati janjianya,

"Ini susah, karena tanahnya ada di tengah gini, saya enggak bisa."

"Masalahnya apa? sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki, ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas," jawab Risma.

Lantaran Risma tak bisa menepati janji itu, sebagai gantinya, bangunan sekolah tersebut akan diperbaiki dan ditambah ruang kelasnya.

Namun, tawaran Risma itu ditolak beberapa guru dan staf penyandang disabilitas.

Mereka tetap menginginkan agar Kemensos menghibahkan lahan tersebut.

Risma pun akhirnya sujud di kaki salah satu guru tunanetra.

"Saya sujud," ujar Risma sambil membungkuk sujud, ke kaki pengajar itu.

Melihat peristiwa itu, staf Kementerian Sosial langsung menghampiri dan membangunkan Risma.

Sementara guru perempuan tunanetra itu menerangkan bukan seperti ini keinginannya.

"Jangan begitu ibu. Bukan seperti ini maksudnya," ujar Tri, sambil menangis.

Lebih lanjut, Risma menjelaskan Kemensos bakal membantu masyarakat membutuhkan termasuk dalam hal pendidikan hingga kemandiriannya.

Balai Wyata Guna ini, kata Risma, harus digunakan untuk seluruh penyandang disabilitas, bukan hanya penyandang tunanetra saja.

Melainkan juga akan digunakan untuk anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.

Sehingga akan banyak orang yang terakomodir di Wyata Guna ini.

Pernah Dilakukan

Aksi sujud Risma juga pernah dilakukan saat dirinya menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

Mengutip TribunnewsWiki.com, Risma dikabarkan pernah melakukan sujud di depan para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat telah melakukan audiensi di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Adapun pertemuan tersebut dilakukan untuk mencari solusi atas permasalahan di setiap RS dalam penanganan pasien Covid-19.

Salah seorang dokter ahli paru senior dari RS Dr Soetomo, dr Sudarsono, menceritakan tentang kondisi rumah sakit yang overload karena virus Corona atau Covid-19.

Tidak dijelaskan secara detail, kemudian terjadi ketidaksesuaian pembahasan antara Risma dan para dokter.

Risma dianggap tak mampu berkoordinasi.

Hingga akhirnya Risma tiba-tiba sujud di hadapan seorang dokter dan meminta maaf.

Risma kemudian mengatakan jika pihaknya terus melakukan koordinasi dengan rumah sakit dalam kasus Covid-19 ini.

Termasuk telah mengerahkan semua camat dan lurah untuk menekan kasus Covid-19 berkembang.

Mengutip Surya.co.id, Risma tak terima jika dirinya dianggap tak mampu berkoordinasi.

Risma menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya berulang kali untuk berkomunikasi dengan pihak RSUD dr Soetomo, tetapi tidak ada hasil.

Bahkan, Risma menyebut bantuan APD dari Pemkot Surabaya untuk RSUD dr. Soetomo juga sempat ditolak.

Mereka merasa kesulitan berkomunikasi dengan pihak rumah sakit pelat merah tersebut.

Padahal, Risma memastikan bahwa sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyebaran wabah Covid-19 di Surabaya.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman)(Surya.co.id/Iksan Fauzi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Bisa Tepati Janji, Mensos Risma Sujud di Kaki Guru Penyandang Tunanetra

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved