Pesulap Merah Bongkar Sosok Ida Dayak, 'Tidak Sakit, Biasa Banget Seperti Ahli Patah Tulang'

Pesulap Merah membongkar sosok Ida Dayak yang saat ini tengah viral lantaran praktik pengobatan menggunakan kesaktian.

Editor: Abdul Rosid
Kolase/TribunBanten.com
Pesulap Merah membongkar sosok Ida Dayak yang saat ini tengah viral lantaran praktik pengobatan menggunakan kesaktian. 

Sejak 2021, Ida Dayak diakui Herman tak pernah pulang ke rumah.

Hal itu lantaran Ida Dayak berjualan obat ke berbagai daerah, bukan melakukan pengobatan.

"Kalau dulu itu tidak ada pasien lokal yang datang kesini karena mungkin belum banyak yang tahu, cuman kalau sekarang semenjak viral banyak yang datang, ibaratnya dulu hanya pulang istirahat 2 minggu dan paling lama kemarin itu semenjak Covid-19 sampai 6 bulan di rumah," pungkas Herman.

Baca juga: Kata Dokter Spesialis Bedah Tulang Soal Viral Pengobatan Tradisional Ida Dayak: Fenomena

Kendati tak pernah pulang ke rumah, Ida Dayak tak pernah putus komunikasi dengan sang anak tunggal.

Herman mengaku selalu menelepon Ida Dayak lewat telepon seluler.

Jarang pulang ke Kaltim, Ida Dayak kini menempati rumah di wilayah Bogor.

"Sering komunikasi, biasanya juga bertanya tentang kabar kami di rumah, dan terkadang menyampaikan lokasi pengobatannya, kalau sekarang ini ada di daerah Bogor," ucap Herman.

Selama bepergian ke berbagai daerah, Ida Dayak selalu ditemani sang suami.

Suami Ida Dayak lah yang jadi sosok penting di bisnis penjualan obat untuk pasien.

"Biasanya cuman bapak yang mendampingi, ibu yang memasarkan obatnya sembari memberi pengobatan dan bapak membantu untuk membungkus obat dan kemudian diserahkan ke pembeli," cerita Herman.

Lebih lanjut, diakui Herman, awalnya Ida Dayak hanya sebagai penjual minyak urut yang merupakan warisan turun temurun keluarga.

Lalu tiga tahun ke belakang atau mulai tahun 2020, Ida Dayak belajar menyembuhkan orang.

Sejak saat itu pula, Ida Dayak jadi ahli mengobati berbagai penyakit menggunakan minyak urut keluarganya.

"Kalau jualan obat itu sudah bertahun-tahun, sementara untuk melakukan pengobatan ke pasien itu kisaran 3 tahun baru bisa," akui Herman.

Diakui Herman, sang ibu biasanya mengobati pasien patah tulang.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved