Kesedihan Guru Honorer di Banten, Nasib Tidak Jelas Tapi Wakil Rakyat Beli Ambulan Mahal
Ketua Umum FGHNLPGSI, Heti Kustrianingsih menyampaikan para guru sedih dan kecewa, ketika wakil rakyat bisa merenovasi gedung dan membeli ambulans.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Rosid
Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Sejumlah guru yang tergabung dalam Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPGSI) Provinsi Banten mengaku kecewa dengan Pemerintah Provinsi Banten dan DPRD Provinsi Banten.
Pasalnya, para guru honorer di Banten masih menuntut kejelasan nasib yang dinanti sejak 2021.
Para guru honorer ini mengaku sudah 2 tahun menunggu untuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK).
Baca juga: Dua Tahun Tanpa Kepastian Status, Guru Honorer di Banten Gelar Unras depan Kantor DPRD
Atas kekecewaan itu, mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Provinsi Banten.
Ketua Umum FGHNLPGSI, Heti Kustrianingsih menyampaikan bahwa para guru sedih dan kecewa, ketika wakil rakyat bisa merenovasi gedung dan membeli ambulan seharga ratusan juta.
"Jujur saya sedih, saya kecewa di saat kami menuntut untuk diangkat menjadi PPPK yang katanya anggarannya ngga ada," katanya saat di gedung DPRD Banten, Senin (15/5/2023).
"Tapi untuk merenovasi gedung DPRD mampu, sampai sekarang mewah itu lantainya sudah dirombak yang menurut saya masih layak," sambungnya.
Menurut Heti, sejak dirinya menginjakan kaki di gedung DPRD Banten dari tahun 2021.
Suasana gedung DPRD Banten masih dikatakan layak ditempati, tanpa perlu direnovasi.
"Saya di sini dari tahun 2021 sudah menginjakan gedung DPRD itu lantai masih layak diinjak tidak ada yang harus dilepas, tapi diganti. Sementara gaji PPPK dikatakan tidak mampu itu saya sangat kecewa," ungkapnya.
Apalagi, kata Heti, baru-baru ini DPRD Banten mampu membeli ambulan seharga ratusan juta rupiah.
Menurutnya, dengan DPRD mampu membeli ambulan dan mampu untuk merenovasi gedung.
Baca juga: Kreatif! Tenaga Honorer di Lebak Manfaatkan Pekarangan Rumahnya Jadi Lahan Budidaya Anggur Impor
Seharusnya pemerintah juga mampu memenuhi nasib para guru yang telah lulus passing grade.
"Ambulan sebenarnya perlu, tapi apa bedanya dengan kami? Untuk apa ada ambulan sementara nasib kami masih terlunta-lunta. Saya sangat kecewa, jujur bisa dikatakan saya marah sebagai rakyat mendengar itu," ungkapnya.
Heti berharap dengan menggelar aksi di gedung DPRD Banten, para wakil rakyat bisa mendengarkan aspirasi para guru.
Para guru honorer yang telah lulus passing grade, meminta bantuan kepada wakil rakyat untuk menyerap aspirasi mereka.
"Saya berharap anggota dprd tidak lagi membohongi kami seperti tahun lalu, yang katanya akan dibuka 1600 formasi faktanya hanya 500," katanya.
"Harapan saya dprd bisa lebih memperhatikan rakyat, dprd adalah wakil rakyat bukan wakil partai. Kalau wakil rakyat jangan lah bosan mendengar aspirasi kami, kalau bosan jagan jadi wakil rakyat," tandasnya.
| Sejarah dan Arsitektur Masjid Raya Al-Bantani, Jantung Kehidupan di KP3B Kota Serang |
|
|---|
| Harapan Wabup Amir Hamzah untuk Budi Santoso, Eks Sekda Lebak Resmi Jabat Asda II Pemprov BantenĀ |
|
|---|
| Karier Subhan Setia Budi Ganda, dari Kasubag Humas hingga Jadi Sekretaris DPRD Banten |
|
|---|
| Jabatan Sekda Lebak Kosong, Usai Budi Dilantik jadi ASDA II di Pemprov Banten : Siapa Penggantinya? |
|
|---|
| Dapat Jabatan Baru Jadi Kepala Bapenda, Ini Upaya Berly Genjot PAD Provinsi Banten |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.