Pengusaha Truk Tambang Bojonegara-Pulo Ampel, Minta Gubernur Banten Tak Berlakukan Sistem Overload

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Safrudin, pengusaha truk tambang lokal asal Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, meminta Gubernur Banten agar tidak memberlakukan sistem overload bagi pengusaha lokal.

Menurutnya, sejak diterapkannya aturan jam operasional truk tambang, banyak armada miliknya yang tidak dapat beroperasi.

"Pengusaha lokal yang punya armada indeks 24, ya mungkin dipandang overload. Tapi karena kita saat ini punya yang 24 kubik, ya otomatis kita harus diberikan kebijakan dalam hal tracking tersebut. Karena kalau kita tidak diberi kesempatan, berarti kita harus jual tronton itu," ujar Safrudin kepada TribunBanten.com, Senin, (3/11/2025).

Baca juga: Urai Penumpukan Truk Tambang, Gubernur Banten Minta Pengusaha Siapkan Buffer Zone

"Jadi mohon, kalau mungkin dikurangi satu jengkal sih mungkin bisa. Tapi kalau untuk mengurangi sampai di luar dari pada itu, kayaknya kami sulit," sambungnya.

Oleh karena itu, Safrudin bersama para pengusaha truk tambang lainnya meminta Gubernur Banten memberikan kebijakan khusus bagi pengusaha lokal.

"Makanya kami dengan adanya bapak ke sini, saya mohon diberikan kebijakan operasional khusus, untuk diberikan ciri khas atau bagaimana untuk pengusaha-pengusaha lokal di sini," ucapnya.

"Terutama Bojonegara, Pulau Ampel. Itu yang kami harapkan. Yang kami harapkan seperti itu, bukan yang lain," tambahnya.

Jika sistem overload tetap diberlakukan, Safrudin meminta solusi konkret agar armadanya tetap bisa beroperasi secara normal.

"Nah karena itu kami minta solusi bagaimana supaya mobil kami dengan indeks tersebut bisa berjalan normal seperti biasa," ucapnya.

Safrudin juga berharap kebijakan baru tidak mematikan usaha para pengusaha lokal yang merupakan warga asli Bojonegara.

"Jangan sampai kita di sini mati dalam lumbung ibaratnya, lumbung padi. Seharusnya kita lebih lancar lagi ketika ini difasilitasi," pungkasnya.