Terungkap, Ini Penyebab Kematian Peneliti Asal Finlandia di Ujung Kulon Pandeglang
Polres Pandeglang telah melakukan pemeriksaan forensik pada jenazah Rauno Kalevi (67) peniliti asal Finlandia.
Penulis: Engkos Kosasih | Editor: Abdul Rosid
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Engkos Kosasih
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Polres Pandeglang telah melakukan pemeriksaan forensik pada jenazah Rauno Kalevi (67) peniliti asal Finlandia.
Rauno Kalevi menghembuskan meninggal dunia di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten.
Kasatreskrim Polres Pandeglang, AKP Shilton mengatakan, hasil identifikasi jenazah warga negara asing (WNA) tersebut tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.
Baca juga: Kronologi Peneliti asal Finlandia Meninggal Dunia di Ujung Kulon Pandeglang
Shilton memastikan pria tersebu meninggal dunia karena serangan jantung.
"Dia memiliki riwayat penyakit jantung juga," kata Shilton saat dihubungi Tribun Banten, Sabtu (3/6/2023).
Menurut Shilton jenazah Rauno akan dipulangkan ke negara asalnya. Saat ini pihak Kepolisian masih berkoordinasi dengan kedutaan Finlandia.
"Jenazah masih di RSUD Berkah Pandeglang, rencananya akan kita pulangkan," pungkasnya.

Sebelum berangkat ke Ujung Kulon, Rauno dan kedua rekan WNA Roberta Lee Borowski Alexander Francis Meyer mendatangi Balai TNUK pada Kamis 1 Juni 2023.
"Kesana untuk mendapat arahan dan informasi mengenai hewan mamalia
yang ada di Ujung Kulon," katanya.
Menurut Shilton, setelah dari Balai TNUK yang beralamat di Kecamatan Labuan, tiga warga negara asing itu berangkat ke Ujung Kulon melalui Pantai Carita.
Baca juga: Peneliti Asal Finlandia Meninggal Dunia di Ujung Kulon Pandeglang
"Mereka berangkat menggunakan Speed Boat menuju sungai Cigenter (Ujung Kulon) untuk melakukan eksplorasi dengan didampingi oleh tiga guide lokal," jelasnya.
Pada Kamis malamnya, dilanjutkan Shilton, mereka beristirahat di Resort Pulau Handeleum, Ujung Kulon, Kecamatan Sumur.
Kemudian pada Jumat 2 Juni 2023 sekira pukul 04.00 WIB, tiga WNA, guide lokal dan pendamping dari Balai TNUK kembali menyusuri sungai.
"Kemudian pada pukul 10.21 WIB, mereka kembali ke tempat istirahat untuk makan siang," ungkapnya.
Lalu pada pukul 14.29 WIB, WNA tersebut melanjutkan kegiatan observasi sungai Cigenter dan tiba di muara pada pukul 22.05 WIB.
"Namun ketika turun dari rubber boat Rauno merasa pusing dan berjalan sempoyongan hingga duduk di pasir," ujarnya.
Diungkapkan Shilton, saat itu pendamping memberikan pertolongan sementara dengan cara memijit pundak dan kaki Rauno hingga terlihat pulih dan meminta istirahat di kursi gajebo.
"Tidak lama kemudian Rauno ini kejang dan tidak sadarkan diri. Pendamping yang melihat itu melakukan tindakan, namun akhirnya tidak tertolong dan meninggal dunia," tuturnya.
Pemkab Pandeglang Jelaskan Lagi Alasan Pasang Pintu Lapis Baja |
![]() |
---|
Dinsos Coret 14 KPM Penerima Bansos di Pandeglang Terindikasi Judol Slot |
![]() |
---|
Curug Leuwi Bumi, Wisata Air Terjun Hits di Banten: Ini Alamat, Lokasi dan HTMnya |
![]() |
---|
Profil dan Sosok Gahar Komjen Pol Suyudi yang Digadang akan Jadi Kapolri, Jago Main Debus |
![]() |
---|
Siapkan Anggaran Rp800 Juta, Pemkab Pandeglang Bakal Beri Bantuan Laptop untuk 40 Sekolah TK Negeri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.