Jika Pilpres Diikuti 2 Paslon, LSI Denny JA: Prabowo Menang atas Ganjar, Anies Bisa Maju Pilkada DKI

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menang atas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo apabila Anies Baswedan gagal mendapat tiket capres

Editor: Glery Lazuardi
istimewa
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menang atas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo apabila Anies Baswedan gagal mendapat tiket capres di Pilpres 2024. Anies Baswedan dapat maju di kontestasi Pilkada DKI Jakarta 20224 apabila gagal mendapatkan tiket calon presiden di Pilpres 2024. Kemungkinan itu berpotensi terjadi jika hanya terdapat dua pasangan calon presiden-calon wakil presiden di Pilpres 2024. 

TRIBUNBANTEN.COM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menang atas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo apabila Anies Baswedan gagal mendapat tiket capres di Pilpres 2024.

Anies Baswedan dapat maju di kontestasi Pilkada DKI Jakarta 20224 apabila gagal mendapatkan tiket calon presiden di Pilpres 2024.

Kemungkinan itu berpotensi terjadi jika hanya terdapat dua pasangan calon presiden-calon wakil presiden di Pilpres 2024.

Baca juga: Dihadiri Anies dan Ribuan Penonton, Penyelenggara Pastikan Formula E Penuhi Standar Keamanan

Direktur CPA LSI Denny JA, Ade Mulyana, mengatakan , Prabowo mendapat elektabilitas sebesar 50,4 persen.

Sementara itu, Ganjar mendapatkan elektabilitas sebesar 43,2 persen.

"Kemenangan Prabowo atas Ganjar lebih telak ketika head to head. Selisih kemenangan Prabowo atas Ganjar naik, dari selisih 2 persen menjadi selisih 7,2 persen," ujarnya pada Selasa (6/6/2023).

Prabowo menang atas Ganjar dengan selisih 7,2 persen.

Namun, ada 6,4 persen responden survei masih menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Adapun jika ada tiga nama capres dalam Pilpres, yaitu Prabowo, Ganjar, dan Anies, maka Prabowo diproyeksi hanya unggul tipis dari Ganjar.

Sementara itu, posisi dukungan capres tertutup tiga nama menunjukkan bahwa Prabowo unggul tipis dengan 33.9 persen, Ganjar di angka 31,9 persen, dan Anies sebesar 20,8 persen.

Prabowo hanya unggul dua persen dari Ganjar dari hasil survei capres tertutup pada tiga nama.

Ade mengatakan, kemenangan untuk Prabowo terjadi lantaran migrasi pemilih Anies yang tak berimbang.

Berdasarkan survei yang sama, mayoritas pendukung Anies, lebih banyak berpindah ke Prabowo dibanding migrasi ke Ganjar.

Totalnya mencapai 50,8 persen pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu ke Prabowo.

"Sedangkan ke Ganjar, hanya separuhnya, yaitu sekitar 25,4 persen," ujar Ade.

Sementara itu, potensi Anies gagal mendapat tiket capres disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, jika kepengurusan Partai Demokrat versi Moeldoko memenangi gugatan di Mahkamah Agung (MA), ada kemungkinan tidak lagi mengusung Anies.

Kedua, kasus korupsi yang menimpa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika yang juga Sekjen Partai Nasdem, Johnny G. Plate.

Lalu, bisnis Ketum Partai Nasdem Surya Paloh yang terkena dampak, salah satunya jasa katering selama 30 tahun di Freeport terancam diganti.

Artinya, menurut Ade, jika Partai Demokrat atau Nasdem tak lagi mencalonkan Anies maka tiket capres gagal didapat.

Baca juga: Bukan Duduk di Bangku VIP, Anies Ngaku Beli Tiket Sendiri untuk Nonton Formula E Bareng Keluarga

Sebab, tanpa kehadiran salah satu partai, KPP tidak mencapai minimum 20 persen sebagai syarat pencalonan presiden.

"Belum tentu upaya menggagalkan Anies baswedan sebagai capres 2024 berhasil. Hasil tekanan politik dan hukum justru dapat memberikan militansi tambahan bagi koalisi perubahan. Semakin ditekan justru semakin hidup," kata Ade.

Ade Mulyana menilai, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa maju di kontestasi Pilkada DKI Jakarta tahun 2024-2029 bila gagal menjadi calon spresiden pada Pilpres 2024.

Saat ini, ia diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menjadi bakal calon presiden (bacapres).

"Ke mana langkah Anies Baswedan jika gagal mendapatkan tiket capres? Anies bisa bertarung kembali di pilkada DKI 2024-2029," kata Ade Mulyana, Selasa (6/6/2023).

Menurut Ade, satu periode menjabat Gubernur Jakarta bisa menjadi modal utama Anies untuk maju kembali di Pilkada DKI 2024.

Ade menyampaikan, Anies bisa pula masuk dalam bursa cawapres 2024.

Apa pun yang dipilihnya, Anies memilih yang membuatnya lebih mudah untuk mendapatkan tiket capres di 2029.

Kalau pun Anies masuk bursa cawapres, menurut Ade, dia belum tentu terpilih meski dapat menaikkan elektabilitas capres yang dia dampingi.

Anies, kata Ade, berpotensi menjadi matahari kembar bagi presiden terpilih nantinya.

"Di samping itu, ada rasa khawatir presiden terpilih. Dengan menjadi wapres, itu membuat Anies menjadi capres yang lebih kuat lagi di 2029," ujar Ade.

Ia mengatakan, Anies kemungkinan gagal mendapat tiket capres karena beberapa hal.

Pertama, jika kepengurusan Partai Demokrat versi Moeldoko memenangkan gugatan di MK, ada kemungkinan Demokrat tidak lagi mengusung Anies.

Kedua, kasus korupsi yang menimpa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika yang juga Sekjen Partai Nasdem, Johnny G. Plate.

Lalu, bisnis Ketum Partai Nasdem Surya Paloh yang terkena dampak, salah satunya jasa katering selama 30 tahun di Freeport yang terancam diganti.

Artinya, jika Partai Demokrat atau Nasdem tak lagi mencalonkan Anies, tiket capres gagal didapat.

Tanpa kehadiran salah satu partai itu, KPP tidak mencapai minimum 20 persen untuk pencalonan presiden.

Baca juga: Gaya Anies Baswedan saat Nonton Formula E, Pakai Kacamata Hitam dan Gandeng Tangan Istri

"Belum tentu upaya menggagalkan Anies Baswedan sebagai capres 2024 berhasil. Hasil tekanan politik dan hukum justru dapat memberikan militansi tambahan bagi koalisi perubahan. Semakin ditekan justru semakin hidup," ujar Ade.

Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.

Dengan 1.200 responden, margin of error sebesar 2,9 persen.

Survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023. Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisis dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement, dan focus group discussion.

(KOMPAS.COM/TRIBUNBANTEN.COM)

(KOMPAS.COM/TRIBUNBANTEN.COM)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved