Klarifikasi Ahok Soal Harga Pertamax Tak Turun hingga Pertamina Sewa Kantor Milik Luhut

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan klarifikasi soal harga Pertamax tak turun saat harga minyak dunia anjlok

|
Editor: Abdul Rosid
Istimewa via Kompas.com
Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan klarifikasi soal harga Pertamx tak turun hingga Pertamina sewa kantor milik Luhut Binsar Pandjaitan. 

TRIBUNBANTEN.COM - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memberikan klarifikasi soal harga Pertamax tak turun hingga Pertamina sewa kantor milik Luhut Binsar Pandjaitan.

Ahok mengatakan, Pertamina menjual BBM subsidi dan BBM non subsidi. Untuk BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar, harganya sudah ditetapkan pemerintah sehingga Pertamina tak bisa mengubahnya.

Sedangkan harga BBM non subsidi memang mengikuti pergerakan harga minyam dunia, serta mempertimbangkan pula arus kas Pertamina.

Ahok bilang, untuk Pertalite subsidi dari pemerintah Rp1.100 per liter.

Baca juga: Dewan Pakar Ungkap Alasan Luhut Cocok Gantikan Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar

Tapi saat harga minyak dunia naik, jumlah subsidi itu tidak ditambah.

Otomatis Pertamina harus "nombok" agar tetap bisa menjual Pertalite Rp10.000.

"Kan kita jual minyak, orang suka salah paham. Saya koreksi soal subsidi nih, supaya masyarakat paham. Kita kan ditentukan Rp 1.100, ketika harga minyak lagi tinggi, pemerintah kan enggak naikin minyak, Pertamina tuh nombok. Itu kalau lihat arus kasnya Pertamina, merah semua," kata Ahok kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Ahok menegaskan, Pertamina tidak mengambil untung besar dari penjualan BBM.

Karena Pertamina juga mengemban tugas dari negara untuk menyediakan BBM dengan harga terjangkau.

"Terus kenapa minyak turun (BBM Pertamina) enggak turun (harganya)? Karena bandingin swasta, waktu naik kan kita enggak naikin, dan waktu turun, itu kita jual minyak di SPBU, ambil untung udah paling tipis karena memang tugas pemerintah," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Upaya lain yang dilakukan Pertamina untuk menyehatkan keuangan perusahaan, adalah dengan efisiensi dan optimalisasi biaya atau cost optimization.

Di antaranya dengan menerapkan digitalisasi yang terintegrasi dalam proses bisnis dari hulu hingga hilir. Ahok menyebut, Pertamina bisa hemat Rp 3,27 miliar dollar AS dalam tiga tahun atau sepanjang 2021-2022.

"Jadi Pertamina untung itu karena optimalisasi biaya sebetulnya," ujarnya.

Pengehematan lainnya yang dilakukan Pertamina adalah tidak lagi menyewa gedung untuk kantor para pegawai dan memindahkan mereka ke aset properti Pertamina.

"Kalau tidak mau bebankan minyak ke masyarakat, ya jelas lakukan penghematan. Penghematan paling nyata tuh ya pindahin kantor," ucap Ahok.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved