Murid Belajar di Tenda Darurat

Nasib Guru yang Mengajari Siswa SD Negeri di Pandeglang di Tenda Darurat, Dihantui Rasa Khawatir

Siswa SDN Kiarajangkung yang berada di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang harus rela belajar di tenda darurat.

Editor: Abdul Rosid
Dok. Kepala SDN Kiarajangkung via TribunBanten.com/Engkos Kosasih
Siswa SDN Kiarajangkung yang berada di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang harus rela belajar di tenda darurat. 

TRIBUNBANTEN.COM - Kabar pilu datang dari dunia pendidikan di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Pasalnya, siswa SDN Kiarajangkung yang berada di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang harus rela belajar di tenda darurat.

Hal itu lantaran tiga ruangan kelas SDN Kiarajangkung tidak bisa difungsikan untuk kegiatan belajar mengajar lantaran mengalami rusak parah.

Kepala SDN Kiarajangkung, Ade Rahman mengatakan, mendirikan tenda darurat untuk kegiatan belajar mengajar merupakan insiatif para guru.

Baca juga: 3 Ruang Rusak Parah, 75 Murid SDN Kiarajangkung Pandeglang Terpaksa Belajar di Bawah Tenda Darurat

Tenda darurat tersebut, kata Ade, dipasang oleh BPBD-PK Pandeglang pada (19/7/2023).

Satu hari setelah pemasangan, Kamis (20/7/2023), murid SDN Kiarajangkung kelas 1-3, melaksanakan kegiatan belajar mengajar di luar kelas, di bawah tenda darurat.

Menurut Ade, total ada 75 murid kelas 1-3 yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di bawah tenda bertuliskan "Kementerian Sosial".

Tiga ruang kelas SDN Kiarajangkung rusak parah sehingga tidak layak untuk dipakai.

"Kami khawatir saat anak-anak belajar terjadi sesuatu, nanti kami lagi yang repot. Pada Kamis sudah belajar di tenda darurat itu," ucapnya.

Siswa SDN Kiarajangkung yang berada di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang harus rela belajar di tenda darurat.
Siswa SDN Kiarajangkung yang berada di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Pandeglang harus rela belajar di tenda darurat. (dokumentasi Kepala SDN Kiarajangkung via TribunBanten.com/Engkos Kosasih)

Dengan alasan rata-rata murid berasal dari pelosok, Ade tidak menerapkan kegiatan belajar mengajar secara sif.

"Orang tuanya tidak setuju. Kami bingung, bagaimana caranya anak-anak belajar dengan tenang," ujarnya.

Pada 2021, ruang kelas sudah diperbaiki.

Namun, ruang kelas yang sudah diperbaiki itu kembali rusak karena faktor alam.

"Tanahnya selalu bergerak, saat kemarau tanah retak. Terus saat hujan, tanah menyatu lagi sehingga berpengaruh pada bangunan," kata Ade.

Dia menegaskan tidak bermaksud menyindir dunia pendidikan di Kabupaten Pandeglang dengan inisiatifnya tersebut.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved