17.382 Warga Cilegon Idap ISPA, Terbanyak Ditemukan di Pulomerak, Citangkil dan Cibeber

Dinas Kesehatan Kota Cilegon mencatat ada 17.382 warga Kota Cilegon mengalami inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Rosid
Ahmad Tajudin/TribunBanten.com
Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon, dr. Febri Naldo 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Dinas Kesehatan Kota Cilegon mencatat ada 17.382 warga Kota Cilegon mengalami inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Jumlah pengidap ISPA di Kota Cilegon tersebut berdasarkan data per Januari 2023 hingga Juni 2023.

Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon, dr. Febri Naldo mengatakan bahwa kasus ISPA terbagi dua ada pneumoniae dan bukan pneumoniae.

Baca juga: Disperindag Kota Cilegon Semprot Pengelola Pasar Kranggot Buntut Maraknya Pedagang Liar

"Yang pneumoniae di bawah 5 tahun ada 1.671 orang dan di atas 5 tahun ada 2.207, sementara yang bukan pneumoniae di bawah 5 tahun ada 8.475 orang, dan di atas 5 tahun ada 5.029 orang," ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu (23/8/2023).

Febri menyebut bahwa dari jumlah itu, kasus ISPA paling banyak ditemukan di Puskesmas Pulomerak, Citangkil 1 dan Cibeber.

Kasus pneumoniae di bawah usia 5 tahun paling banyak di Pulomerak ada 430 kasus, Cibeber ada 321 kasus dan Citangkil 1 ada 253 kasus.

Baca juga: Gegara Polusi Udara, 17.382 Warga Kota Cilegon Alami ISPA

Sementara pneumoniae di atas usia 5 tahun, paling banyak di Cibeber ada 670 kasus, Citangkil 1 ada 395 kasus dan Purwakarta ada 298 kasus.

Jika ditotal secara keseluruhan, kasus ISPA paling banyak di Cilegon baik itu pneumoniae atau bukan pneumoniae.

Peringkat pertama berada di Puskesmas Citangkil 1 sebanyak 3.328 kasus, kemudian di Pulomerak 3.274 kasus dan Cibeber 2.750 kasus.

Baca juga: Omzet Menurun, Pedagang Ikan Pasar Kranggot Cilegon Minta Penjual Liar di Luar Pasar Ditertibkan

Febri menjelaskan bahwa ISPA merupakan salah satu penyakit yang berbahaya.

Baik itu dialami oleh penderita pneumoniae yang usianya di bawah 5 tahun ataupun di atas 5 tahun.

Namun tingkat bahaya nya, kata dia, memiliki tingkat yang berbeda-beda.

"Sebetulnya bahaya semua, tapi tergantung apakah dia pneumoniae berat atau tidak," katanya.

Sementara faktor yang menyebabkan penyakit ISPA, lanjut Febri, yaitu salah satunya diakibatkan karena infeksi bakteri.

Selain itu, faktor udara atau polusi udara juga menjadi penyebab terjadinya ISPA.

"Jadi sebetulnya ISPA itu infeksi akibat bakteri, kondisi udara itu mungkin faktor resiko tinggi juga, tapi tidak terlalu menimbulkan infeksi saluran pernafasan akut," ungkapnya.

Meski saat ini di sejumlah daerah mengalami dampak El Nino, akibat cuaca kemarau yang berkepanjangan.

Namun Febri menyebut bahwa kondisi di Cilegon tidak terlalu berdampak.

"Kalau untuk di kota Cilegon, kita tidak terlalu berdampak, namun masyarakat tetap kalau keluar rumah disarankan pakai masker, karena kalau musim kemarau berdebu apalagi adanya polusi udara," ungkapnya.

Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, jumlah kasus ISPA di Kota Cilegon saat ini tidak terlalu banyak.

Sebab jika dilihat dari tahun 2022, jumlah kasus ISPA berjumlah sebanyak 129.626 orang.

Jumlah itu di antaranya yang pneumoniae berjumlah 64.313 orang dan bukan pneumoniae berjumlah 65.313 orang.

Kemudian untuk mencegah penyakit ISPA pada fenomena El Nino ini, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya.

Salah satunya memberikan imbauan kepada seluruh puskesmas untuk melakukan sosialisasi informasi kepada masyarakat.

"Untuk mengimbau, kalau keluar rumah pakai masker, imunisasi dasar harus lengkap, menjaga pola hidup sehat, asupan gizi, pola makan dan istirahat yang cukup," tukasnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved