Kisah KH Ahmad Rifa'i Arief, Bapak Pondok Pesantren Modern di Banten yang Wafat saat Sedang Sholat!

KH Ahmad Rifai Arief adalah sosok pelopor pendidikan pesantren modern di Banten. Ia mendirikan dua pesantren Daar El-Qolam dan La Tansa.

Penulis: Ahmad Haris | Editor: Ahmad Haris
Dok. Daar El-Qolam
KH Ahmad Rifai Arief adalah pendiri Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Pondok Pesantren La Tansa, serta perguruan tinggi La Tansa Masiroh. 

TRIBUNBANTEN.COM - Wafat atau meninggal dunia dalam keadaan 'Husnul Khotimah', atau dalam keadaan baik, sholeh, beriman dan bertaqwa, terutama wafat dalam keadaan sedang beribadah salat, merupakan impian bagi setiap kaum muslimin dan muslimat.

Salah satu tokoh ulama di Banten yang meninggal dalam keadaan salat, adalah KH Ahmad Rifai Arief.

KH Ahmad Rifai Arief merupakan pelopor pendidikan pesantren modern di Banten.

Dia adalah seorang kiyai, perintis dan pendiri Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Pondok Pesantren La Tansa, Pondok Pesantren Sakinah La Lahwa, serta Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STIE dan STAI) La Tansa Mashiro.

Baca juga: Ini Lho Daar El-Qolam Gintung, Pondok Pesantren Populer di Banten yang Punya JPO Khusus Santriwati

KH Ahmad Rifai Arief lahir 30 Desember 1942, dan meninggal 16 Juni 1997, pada umur 54 tahun.

Kiyai yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo itu wafat pada usia yang belum terlampau tua akibat serangan jantung, dalam keadaan sedang melakukan ibadah salat dzuhur.

MasyaAllah, sungguh hal tersebut merupakan kematian yang diinginkan oleh setiap ummat Nabi Muhammad Sholallahu'alaihi wa salam.

Pada Tahun 1997 semua karya-karya KH Ahmad Rifa'i Arief, Pesantren Daar El-Qolam, La Tansa, La Lahwa, dan Perguruan Tinggi La Tansa Mashiroh sudah berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Kiri: ribuan santri putra dan putri Ponpes Daar El Qolam, Gintung, Tangerang, Banten saat melaksanakan prosesi Salat Idul Adha. Kanan: Masjid As-Syifa, masjid utama Ponpes Daar El-Qolam.
Kiri: ribuan santri putra dan putri Ponpes Daar El Qolam, Gintung, Tangerang, Banten saat melaksanakan prosesi Salat Idul Adha. Kanan: Masjid As-Syifa, masjid utama Ponpes Daar El-Qolam. (Kolase TribunBanten.com/Ist)

Namun, beliau sadar bahwa karya-karya itu akan semakin menambah beban dan fikirannya.

Meskipun ia menyerahkan kepada kader-kadernya, bukan berarti ia meninggalkannya sama sekali.

Ia mesti mengunjungi 3 institusi pendidikan yang dibangunnya, kecuali Daar el-Qolam yang memang dekat dengan rumahnya.

Pada masa itulah ia selalu pergi balik ke Gintung–Rangkasbitung atau Gintung–Labuan yang berjarak lebih kurang 35 KM.

Setiap kali pergi untuk mengawasi pondok-pondoknya, Rifa'i selalu diantar oleh supir pribadinya, Wawan Ridwan.

Baca juga: Ada di Lebak Banten, Inikah Pondok Pesantren Terindah di Indonesia? Namanya La Tansa!

Selain berkunjung ke pondok-pondoknya, Rifa'i juga disibukkan dengan undangan acara atau pertemuan tertentu.

Namun, ia tidak berkenan memenuhi undangan ceramah di luar pondoknya sendiri, kecuali yang menjemputnya adalah santri-santrinya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved