Iti dan Ade Lepas Masa Jabatan Bupati Wakil Bupati Lebak, Arak-arakan di Alun-alun Rangkasbitung
Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi melepas masa jabatan sebagai bupati-wakil bupati Lebak.
Di tahun 1999, Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara serentak digelar pada tanggal 7 Juni 1999 untuk memilih 462 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
"Saya mencoba untuk ikut dalam pesta demokrasi tersebut melalui jalur PDIP," ucapnya.
Dan terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak Fraksi PDIP periode 1999 hingga 2004.
Dirinya mengaku, ia terjun ke dunia politik tanpa dibekali adanya pengetahuan tentang politik.
Justru tahun 1999 terjun ke politik karena tidak mengerti politik, mesti Berlatar belakang dari keluarga Partai Nasional Indonesia (PNI) dan saya nyaleg di PDI Perjuangan, tapi jujur saya tidak paham politik seperti apa, berjalannya waktu lebih kurang belajar selama enam bulan baru paham," katanya.
Pada tahun 2004 - 2009, dirinya kembali maju dalam pemilihan DPRD dan kembali terpilih menjadi Anggota Dewan DPRD Lebak sebagai ketua Fraksi PDIP.
Berselang lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2009-2013, dia menjabat Ketua Dewan DPRD Kabupaten Lebak.
Bergulir dua periode pada Tahun 2014 hingga 2020, Ade bergandengan dengan Iti Octavi Jayabaya menduduki jabatan sebagai Wakil Bupati Lebak.
Di 2005-2019, Ade mengemban posisi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Lebak.
Dan hingga saat ini, dirinya menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Provinsi Banten.
Bagi dirinya posisi jabatan yang diembannya terutama selama menjabat sebagai wakil Bupati Lebak bukanlah perkara mudah.
Namun semuanya ia jalani tanpa adanya rasa duka yang mesti ia terima.
"Tidak pernah merasa ada duka, karena bagi saya apapun yang ditakdirkan sang maha pencipta mesti kita terima, jalanin saja dengan ikhlas sesuai dengan tupoksi kita," jelansya.
Menurutnya, bagaimanapun tugas pemimpin adalah mengemban amanah dari rakyat yang mesti dijalankan sesuai dengan tupoksinya.
"Yang paling membahagiakan bagi saya sebagai seorang pemimpin, ketika aspirasi masyarakat terakomodir dan itulah kebahagian yang paling luar biasa, kepuasaan batin lebih dari segalanya," ucapnya.
Baginya, cacian dan makian adalah hadiah yang wajib diterima seorang pemimpin.
"Kalo ada cacian dan makian itu anggap saja hadiah dan itu tidak usah marah, siapa suruh nyemplung ke politik dan jadi pemimpin. Penjabat itu pensuruh rakyat, pelayan publik, dan bosnya adalah rakyat kalau bosnya marah, ya terima saja," tutupnya.

(TRIBUNBANTEN/RIZKIASDIARMAN)
Did you mean (TRIBUNBANTEN/RIZKI ASDIARMAN)
Polres Lebak dan Ojol Gelar Doa Bersama untuk Afan Kurniawan, Korban Rantis Brimob |
![]() |
---|
Ratusan Ojol Kepung Polres Lebak, Minta Keadilan atas Kematian Rekan Akibat Rantis Brimob |
![]() |
---|
Revitalisasi Alun-alun Rangkasbitung Sedot Anggaran Rp5 Miliar dari APBD Lebak 2025 |
![]() |
---|
Ketua DPRD Lebak, Juwita Wulandari Semprot Satpol-PP : Penindakan Galian C Jangan Tunggu Ada Korban |
![]() |
---|
Perhutani KPH Banten, Persilahkan Masyakarat Lebak Kelola Kawasan Hutan untuk Aktivitas Pertanian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.