Kemenkes Catat 290 Kematian dan 35 Ribu Kasus Demam Berdarah Sepanjang 2024

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat sepanjang 2024 ini, angka kasus kematian karena Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 290 kasus.

Kolase TribunBanten.com/Tribunnews
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat sepanjang 2024 ini, angka kasus kematian karena Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 290 kasus. 

TRIBUNBANTEN.COM - Sebanyak 290 kasus kematian karena Demam Berdarah Dengue terjadi di Indonesia sepanjang 2024.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat jumlah kasus DBD hingga minggu ke-11 sebanyak 35.556 kasus.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, MPHM, menyatakan, sebaran kasusnya berada di 350 kabupaten/kota di 24 provinsi.

Baca juga: Sempat Naik, Kasus DBD di Kota Tangsel Kini Turun 50 Persen

Sementara kematian karena DBD tersebar terjadi di 92 kabupaten/kota.

"Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian," kata dr Imran dalam kegiatan temu media bersama Takeda di Jakarta, Kamis (21/3/2024). 

Ia menyebut jumlah kasus DBD tertinggi terjadi pada Januari 2024 sebanyak 21.600 kasus. 

Dan jumlah kematian juga terjadi pada Januari sebanyak 154 kasus.

"Kasus terbanyak ada di Jawa Barat dan yang meninggal juga di Jawa Barat, ada 94 kasus kematian," ungkapnya.

Salah satu yang disorot Kemenkes terkait angka kasus DBD di tahun ini adalah cuaca panas yang terjadi sela-sela musim hujan.

Menurut dia kondisi ini menyebabkan kasus DBD naik.

"Akhir-akhir ini hujan deras, kemudian tiga hari ini panas. Ini yang menyebabkan genangan akibat hujan itu berpotensi menimbulkan banyak sarang nyamuk untuk berkembang biak," ungkap Imran.

Baca juga: Kasus DBD di Kota Cilegon Meningkat, Total Ada 58 Kasus Per Januari-Februari 2024

Genangan air inilah yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti yng jika panas maka genangan itu semakin kotor dan tidak terbilas air baru.

“Sebetulnya dari sisi epidemiologi, lebih aman kalau hujan terus ada karena airnya akan terganti. Kalau sekarang hujannya berbahaya terkait dengue,” imbuhnya.

Ditambahkan Kasie Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM, puncak kasus DBD akan terjadi pada April 2024 ini.

Karena itu masyarakat sebaiknya menggencarkan G1R1J. Gerakan 1 rumah 1 Kader Jumantik dengab menunjuk petugas Pemberatasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved