Warga Singgung Perilaku Penjajah saat BRIN Akan Tutup Akses Jalan Raya Puspiptek Tangsel

Warga melakukan protes terhadap Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di Jalan Raya Puspiptek, Tangerang Selatan.

Editor: Abdul Rosid
TribunTangerang.com
Warga melakukan protes terhadap Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di Jalan Raya Puspiptek, Tangerang Selatan. 

TRIBUNBANTEN.COM - Warga melakukan protes terhadap Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di Jalan Raya Puspiptek, Tangerang Selatan.

Aksi protes itu dipicu lantaran BRIN akan menutup akses Jalan Raya Puspiptek arah Gunung Sindur Bogor.

"Kami dengan tegas menolak penutupan jalan provinsi dan jalan kabupaten oleh BRIN".

Baca juga: MUDAH Begini Cara dan Persyaratan Buat e-KTP Online dan Offline di Kota Tangeranng

Banyak poin keresahan warga yang tertulis dalam spanduk yang diangkat oleh para warga saat mengikuti aksi.

"Pikiran lo kaya kompeni, yang seneng nyusahin rakyat," tertulis di spanduk yang dibawa warga.

Annabelle, warga yang sudah menetap sekiranya 29 tahun di kompleks perumahan Puspitek, menolak keras rencana penutupan jalan tersebut.

Kata wanita yang akrab disapa Anna itu, jalan yang akan ditutup merupakan akses vital warga untuk pergi menuju Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Pra PPDB Kota Tangerang 2024 Jenjang SD dan SMP Dibuka, Ini Syarat dan Alur Daftarnya

Oleh karena itu, penutupan jalan sangat berimbas untuk warga yang sudah tinggal puluhan tahun di wilayah ini.

"Penutupan jalan juga bakal berimbas ke masyarakat, jalan muncul yang sudah ada puluhan tahun lalu," kata Anna.

Jika jalanan nantinya ditutup, Anna memastikan jika masyarakat sekitar akan kesulitan.

"Intinya penutupan jalan justru akan menyulitkan akses masyarakat sekitar," ucap Anna.

Sementara Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie meminta agar pihak BRIN dan masyarakat bisa bermusyawarah.

"Saya sudah sampaikan, sebaiknya itu dilakukan musyawarah saja, Brin dengan masyarakat," kata Benyamin Davnie di Gedung Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (16/4/2024).

Bukan tanpa alasan, menurut Benyamin musyawarah perlu dilakukan agar bisa mendapatkan jalan tengah terbaik untuk menyelesaikan permasalah ini.

Kata Benyamin, proses musyawarah bisa menjadi wadah untuk BRIN dan pemerintah pusat untuk mendengarkan keinginan warga setempat.

"Sosialisasikan, (pertimbangkan) plus minus, BRIN, pemerintah pusat, juga bisa mendengar apa kebutuhan masyarakat," pungkasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved