Antisipasi Ancaman Megathrust, BPBD Cilegon Lakukan Mitigasi Bencana

BPBD Kota Cilegon telah melakukan mitigasi dalam rangka mengantisipasi ancaman terjadinya gempa besar yang berpotensi tsunami atau megathrust.

Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Ahmad Haris

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA CILEGON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon telah melakukan mitigasi, dalam rangka mengantisipasi ancaman terjadinya gempa bumi besar yang berpotensi tsunami atau megathrust.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BPBD Cilegon, Oman Faturahman mengatakan, dalam mitigasi ancaman terjadinya bencana megathrust 8,7 skala richter di Selat Sunda. 

Pihaknya sudah menyiapkan rencana kontinjensi, jika terjadi gempa bumi berujung tsunami. 

Baca juga: BRIN Ungkap Gempa Megathrust Selat Sunda Bisa Picu Tsunami hingga Jakarta

"Mitigasinya adalah kita memperhatikan akibat gempa bumi yang berpotensi mengakibatkan tsunami, untuk di Cilegon gempa tsunami yang akan melanda itu diperkirakan hanya di sampai pesisir pantai," ujarnya kepada TribunBanten.com, Sabtu (14/9/2024).

Oman menyebut, berdasarkan kajian yang telah dilakukan bersama BPBD Provinsi dan BMKG. 

Dampak dari ancaman megathrust, khusus di wilayah Cilegon hanya sampai pesisir pantai.

 

 

"Seperti di Pelabuhan Merak air bisa tinggi karena hempasan air masuk dari celah Merak Kecil dan Merak Besar," katanya. 

Kemudian untuk di daerah lain, seperti di daerah Kelurahan Gerem hanya terjadi di sepanjang Cikuasa Bawah hingga ke kawasan Lotte Chemical Indonesia. 

"Namun tidak sampai ke jalan raya hempasannya, paling tinggi 0,5 meter sampai jalan," jelasnya. 

Dikarenakan di sejumlah wilayah pesisir di Kota Cilegon terdapat sejumlah perusahaan industri. 

BPBD juga sudah melakukan beberapa mitigasi sebagai antisipasi dampak dari terjadinya gempa dan tsunami

"Kita sudah mulai ke masyarakat terutama ke masyarakat yang dekat industri kita melakukan simulasi, seperti di Pulomerak Lebak Gede dengan Pertamina, kita lakukan simulasi jika ada tsunami dan gagal teknologi," katanya.

Dalam simulasi itu, Oman menjelaskan bahwa para petugas menjelaskan kepada masyarakat, apa saja ancaman yang terjadi bila terjadinya megathrust.

Kemudian bagaimana cara untuk berlindung dan ke mana mereka harus melakukan evakuasi. 

"Bagi masyarakat yang memiliki kemampuan mitigasi itu dengan cara bisa menyiapkan peralatan bencana, ada APD (alat pelindung diri,-red), masker, baju anti kimia dan tas siaga bencana," katanya. 

Namun mengingat, masih banyak masyarakat yang kurang mampu untuk bisa menyiapkan perlengkapan itu. 

Tapi paling tidak, kata Oman, masyarakat bisa tahu apa saja yang harus dilakukan dan kemana mereka harus pergi apabila ada bencana. 

Salah satunya yaitu dengan cara menjauh dari tempat terjadinya bencana. 

"Ketika ada bencana khususnya yang tinggal di daerah industri, jangan menghadap ke tempat kejadian," katanya. 

"Kita harus membelakangi dan menghindari pusat kejadian dengan berlawanan arah mata angin, dan gunakan masker atau penutup saluran pernapasan dengan cara dibasahi," imbuhnya. 

Begitupun dengan daerah lain, apabila terjadinya gempa yang berpotensi tsunami, diharapkan mengerti apa yang harus mereka lakukan, dan ke mana mereka bisa melakukan evakuasi secara mandiri. 

Oman mengimbau kepada masyarakat Kota Cilegon, ketika mendapatkan informasi adanya potensi bencana megathrust diharapkan untuk tidak panik.

"Pertama jangan panik, kedua mari kita sama-sama melakukan kesiap siagakan dengan simulasi yang sederhana," katanya. 

Baca juga: Soal Gempa Megathrust di Selat Sunda, Begini Kata Pakar UGM

Kemudian masyarakat Cilegon juga diminta agar sesekali bisa melakukan simulasi mandiri. 

Dengan cara berjalan dari rumah ke tempat evakusasi, untuk mencoba mengukur berapa lama mereka berjalan sampai menuju tempat aman untuk menghindari tsunami

"Siapkan tas siaga bencana, harus disiapkan isinya terutama dokumen, minuman obat-obatan, senter, dan lain-lain, sehingga ketika terjadi tsunami kita sudah siap tinggal bawa tas itu" tandasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved