Pagar Laut

Sosok Kholid Miqdar, Nelayan yang Lantang Suarakan Penolakan PIK 2, Ngaku Sering Dapat Ancaman!

Kholid Miqdar merupakan nelayan asal Pontang, Kabupaten Serang, yang lantang menyuarakan penolakan terhadap proyek PIK 2 di wilayah Provinsi Banten. 

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ade Feri Anggariawan
Kholid Miqdar, Nelayan asal Kabupaten Serang, Banten, saat ditemui usai Aksi Penolakan PIK 2 di halaman Makam Sultan Agung Tirtayasa, Serang, Minggu (9/2/2025). 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Kholid Miqdar merupakan nelayan asal Pontang, Kabupaten Serang, yang lantang menyuarakan penolakan terhadap proyek PIK 2 di wilayah Provinsi Banten

Akibatnya, Kholid mengaku, sering mendapat ancaman dari orang yang tidak dikenal, atas tindakannya tersebut. 

Namun ancaman tersebut, baru sebatas ancaman psikologis belum mengarah ke ancaman fisik.

Baca juga: Kholid Nelayan Tuding Ada Keterlibatan Pejabat dan APH di Kasus Pagar Laut Banten

Menurut Kholid, ancaman yang dialamatkan kepada dirinya merupakan tes ombak untuk melihat seberapa besar gelombangnya.

"Kalau ancaman fisik, mereka pasti akan mengukur dulu. Tapi secara psikologis, pasti ada," ujarnya saat ditemui usai Aksi Penolakan PIK 2 di halaman Makam Sultan Agung Tirtayasa, Serang, Minggu (9/2/2025).

"Contohnya kemarin, tiba-tiba muncul kelompok yang mengatasnamakan "Penyelamat Banten" tanpa alamat yang jelas, berusaha melaporkan saya," sambungnya. 

"Saya anggap itu hanya tes ombak untuk melihat seberapa besar gelombangnya,” jelasnya. 

 

 

Meski pernah mendengar dirinya akan dilaporkan, hingga saat ini Kholid mengaku belum menerima surat panggilan resmi.

"Namun ada beberapa pihak yang menghubungi saya melalui telepon gelap, bahkan ada yang mengaku sebagai pengacara dan mencoba melayangkan somasi dalam waktu 1×24 jam terkait pernyataannya,"tuturnya.

“Itu bentuk intimidasi. Banyak yang mencoba mencari saya, tapi sampai sekarang belum ada yang benar-benar menemui," jelasnya. 

Kholid mengungkapkan, dirinya sudah dua kali disomasi dalam 1×24 jam, akibat pernyataannya yang menuding adanya ketertiban calo tanah dengan kepala desa atau lurah.

"Tapi saya siap mempertanggungjawabkan semua pernyataan saya,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved