Gercep, Dinsos Lebak Berikan Bantuan Warga Korban Bencana Alam yang Tinggal di Rumah Tak Beratap

Dinsos Lebak, memberikan bantuan kepada Pasangan Suami Istri Sayanah (47) dan Saefudin (60), warga Kampung Nameng, Desa Sukamanah, Rangkasbitung.

Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Haris
Dok. Dinsos Lebak 
Dinsos Lebak memberikan bantuan kepada Pasangan Suami Istri (Pasutri), Sayanah (47) dan Saefudin (60), warga Kampung Nameng, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung. 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Lebak, memberikan bantuan kepada Pasangan Suami Istri (Pasutri), Sayanah (47) dan Saefudin (60), warga Kampung Nameng, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Senin (10/3/2025). 

Diketahui, Sayanah (47) dan Saefudin (60) terpaksa harus tinggal di rumah tidak beratap, atau rumah tidak layah huni (RTLH), setelah menjadi korban bencana alam pada awal Januari 2025. 

Kepala Dinsos Lebak, Eka Darmana Putra mengatakan, ada beberapa bantuan yang diberikan kepada Pasutri tersebut. 

Baca juga: Bantu Kaum Duafa, Alfamart dan WINGS Group Gandeng Warteg UMKM di 36 Kota Termasuk Serang

Antara lain, sembako, selimut, matras, terepal dan makanan siap saji.

"Jadi apa yang ada digudang kita sesuai prosedur kebutuhan, kita berikan ke Ibu Sayanah itu," katanya saat ditemui di ruang kerjanya. 

Dia mengaku, bahwa pemerintah daerah melalui Dinsos telah memberikan bantuan kepada Pasutri Sayanah dan Saefudin itu sudah ketiga kalinya.

Dikarenakan, kejadian rumah itu ambruk atapnya sudah yang kedua kali terjadi, yaitu pada tahun 2019 dan tahun 2025.

 

 

"Jadi sudah 3 kali yah kita berikan bantuan, pertama 2019, kedua itu pas kejadian awal tahun 2025 dan terkahir tadi kita beri bantuan lagi," ujarnya. 

Terkait rencana perbaikan rumah, perangkat desa sudah mengajukan proposal kepada pihkanya, yang nantinya akan ditindaklanjuti. 

"Sudah ada, tadi saya cek suda ada di Inspektorat, karena nanti di olahnya di sana," katanya.

Sementar itu, Kepala Desa Sukamanah, Aang Noh mengaku sudah mengajukan proposal kepada pemerintah daerah. 

"Iya, sudah diajukan proposalnya," katanya dalam pesan singkat. 

Sebelumnya, kisah Pilu datang dari pasangan suami istri (Pasutri) asal Kampung Nameng, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten bernama Sayanah (47) dan Saefudin (60).

Pasutri itu terpaksa tinggal di rumah tak beratap atau rumah tidak layak huni (RTLH), setelah menjadi korban bencana alam.

Menurut pantauan TribunBanten.com di lokasi, rumah yang mereka tempati tersebut tampak sepenuhnya sudah tidak beratap.

Baik di bagian area dalam ruangan tengah, kamar tidur maupun dapur, sepenuh sudah tembus ke langit. 

Sebagai tempat istirahat mereka, mereka hanya menggunakan atap dari terepal sebagai penutup hujan dan panas.

Bahkan sebagian tembok di rumah ini juga terlihat sudah retak. 

Sayanah mengatakan, kondisi rumahnya yang hancur itu lantaran diterjang hujan disertai angin kencang pada pertengahan bulan Januari 2025, sehingga menyebabkan atap rumahnya roboh. 

"Iya robohnya itu karena diterjang hujan sama angin kencang waktu itu," ujaranya saat ditemui di rumahnya, Minggu (9/3/2025). 

Pada saat kejadian, ia dan suaminya tidak sedang berada di dalam rumah, melainkan di luar. 

Ketika hendak masuk rumah, Sayanah mengaku melihat kondisi rumah sudah ambruk.

Atas kejadian itu, Sayanah dan Saefudin terpaksa harus tetap tinggal di rumahnya, dikarenakan tidak ada tempat tinggal lagi.

"Mau gimana lagi, dan mau kemana lagi, kalau bukan tempat sendiri," ucapnya. 

Untuk bertahan hidup, Sayanah sehari-hari bekerja hanya menjadi seorang ibu rumah tangga, sedangkan suaminya pedagang bakso ikan keliling.

Sayanah memiliki dua orang anak, satu sudah menikah sedangkan yang satunya lagi bekerja di luar kota

"Cuma tinggal berdua sekarang, kalau anak pertama kan dibawa suaminya kalau yang kedua kuli," katanya. 

Sayanah hanya mendapatkan bantuan dari pemerintah desa, berupa terepal dan bantuan sembako.

"Cuma itu doang, itu terepal yang dipasang di kamar sembako," ujaranya. 

Selain itu, Sayanah juga pernah dijanjikan mendapatkan bantuan perbaikan rumah oleh Kepala Desa, namun hingga saat ini tidak kunjung ada. 

Sayanah mengaku, tidak bisa memperbaiki rumahnya secara mandiri, dikarenakan adanya keterbatasan ekonomi yang dimilikinya.

"Belum ada katanya mau dibantu, cuma sampai sekarang ini tidak ada. Kalau foto mah iya," ujarnya. 

Sayanah berharap kepada pemerintah Kabupaten Lebak, untuk dapat membantu memperbaiki rumahnya tersebut. 

Baca juga: Pejabat BPBD Lebak Dilaporkan Gegara Diduga Selingkuh dengan Istri Orang

"Harapanya sih itu, karena mau gimana lagi kita," harapanya. 

Selain itu, Sayanah juga penerima program Bantuan Langsung Tunai (BLT). 

"Bantuan itu Alhamdulillah saya dapat," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved