Amerika Alami Defisit Anggaran yang Membengkak, Hingga Tembus 1,15 Triliun Dolar AS di Februari 2025

Departemen Keuangan AS melaporkan defisit anggaran Amerika Serikat (AS) tahun fiskal 2025 mengalami pembengkakan, tembus mencapai 1,147 triliun dolar

Editor: Ahmad Tajudin
Tangkap layar Twitter Donald Trump
AS DEFISIT ANGGARAN - Pemerintah Negara Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengalami defisit anggaran pada tahun fiskal 2025 mencapai 1,147 triliun dolar atau sekitar Rp 18.911 triliun per Februari 2025. Foto tangkap layar Twitter Donald Trump (2 Februari 2025) tengah menandatangani kebijakan baru, Donald Trump berencana untuk membeli dan memiliki Gaza dengan tujuan mengubah wilayah itu menjadi Riviera-nya Timur Tengah. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pemerintah Negara Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengalami defisit anggaran pada tahun fiskal 2025. 

Bahkan berdasarkan laporan dari Departemen Keuangan AS, defisit anggaran yang terjadi di ini terjadi pembengkakan yang luar biasa, tembus mencapai 1,147 triliun dolar atau sekitar Rp 18.911 triliun per Februari 2025.

Defisit anggaran yang terjadi di AS saat ini melonjak cukup tinggi bahkan mencapai rekor tertinggi sejak 1 Oktober, yang peningkatannya sekitar 17 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya setelah disesuaikan.

Setelah Donald Trump maju sebagai pemimpin tertinggi AS, defisit justru semakin naik.

Khusus Februari ini saja, defisit tercatat lebih dari 307 miliar dolar atau Rp 5.048 triliun, hampir 2½ kali lipat dari bulan Januari.

Mengutip dari CNBC International, Defisit AS meningkat karena pengeluaran untuk bunga utang pemerintah mencapai 478 miliar dolar AS, melonjak 10 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini bahkan telah melampaui total anggaran pertahanan sebesar 380 miliar dolar AS.

Baca juga: Mantan Pimpinan DPRD Hasbi Sidik Angkat Bicara soal Kota Cilegon Alami Defisit Anggaran

Kondisi ini semakin diperparah dengan membengkaknya pengeluaran untuk Jaminan Sosial yang naik 8 persen jadi 663 miliar dolar AS. Sementara pembayaran Kredit Pajak Anak dan tunjangan perawatan kesehatan tahun 2025 terus membanjiri pertumbuhan pendapatan.

Alasan tersebut yang membuat defisit AS terus meningkat,  sejumlah upaya telah dilakukan Trump untuk menekan pertumbuhan defisit.

Termasuk diantaranya dengan memberlakukan kebijakan tarif impor Trump pada mitra dagang utama serta memangkas pengeluaran pemerintah.

Baca juga: Presiden AS Donald Trump Berencana Ambil Alih Gaza dari Warga Palestina, Sekjen PBB Tegas Menolak!

Namun nyatanya upaya ini berdampak sedikit, Pengeluaran pemerintah AS masih jauh melampaui pendapatan, alhasil defisit AS terus menerus terjadi hingga membengkak tajam.

Hingga akhir Februari, penerimaan negara naik 2 persen menjadi 1,893 triliun dolar AS, tetapi belanja melonjak 13 persen menjadi 3,039 triliun dolar AS.

Sementara itu mengutip Reuters, Komite Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab, sebuah kelompok pengawas fiskal, mengatakan pinjaman pemerintah selama tahun fiskal ini telah mencapai sekitar 8 miliar dolar AS setara Rp 131 triliun per hari.

Membesarnya defisit ini diproyeksi dapat memperumit upaya Presiden Donald Trump untuk memperpanjang dan memperluas kebijakan pemotongan pajak tahun 2017, yang sebagian besar akan berakhir pada akhir tahun ini.

Kelompok konservatif fiskal di Partai Republik mungkin akan mendorong langkah-langkah kompensasi lebih lanjut agar kondisi anggaran tidak semakin memburuk.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pendukung kebijakan pemotongan pajak yang berpendapat bahwa pihaknya tidak akan memperpanjang insentif ini karena dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi Amerika di masa mendatang, mengakibatkan suku bunga yang lebih tinggi, inflasi, atau melemahnya dolar AS.

 

Sumber : Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved