Cek Kalender 2025: Kapan Idul Adha 1446? Simak Penjelasan Versi NU, Muhammadiyah dan Pemerintah

Dalam kalender Hijriah, perayaan Idul Adha dilakukan setiap tanggal 10 Dzulhijah. Sedangkan dalam kalender Masehi,

Editor: Ahmad Tajudin
Kompas.com
ILUSTRASI KALENDER - Masyarakat muslim sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah/Tahun 2025. Simak Penjelasan Versi NU, Muhammadiyah dan Pemerintah. 

Melansir laman resmi Kemenag, Kemenag RI akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal bulan Zulhijah 1446 Hijriah (H) pada akhir Mei 2025. 

Penetapan ini menjadi acuan penting dalam menentukan jatuhnya Hari Raya Iduladha tahun 2025.

Seperti diketahui, Hari Raya Iduladha diperingati setiap 10 Zulhijah. Oleh karena itu, penetapan 1 Zulhijah sangat menentukan kapan umat Islam akan melaksanakan salat Iduladha dan ibadah kurban.

"Sidang isbat menjadi forum bersama untuk mengambil keputusan secara kolektif demi memberikan kepastian kepada umat. Karena itu, masyarakat selalu menanti pengumuman resmi pemerintah saat menjelang hari raya Islam," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Abu Rokhmad, Kamis (15/5/2025).

Sidang Isbat penetapan 1 Zulhijah 1446 H akan dilaksanakan pada Selasa, 27 Mei 2025, di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta.

Rangkaian acara akan dimulai pukul 16.00 WIB dengan agenda awal berupa seminar posisi hilal. Seminar tersebut akan menghadirkan para pakar astronomi, ahli falak, serta perwakilan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam.

Setelah salat Magrib, sidang isbat digelar secara tertutup dengan mendengarkan laporan hasil rukyatul hilal dari berbagai lokasi pemantauan di seluruh Indonesia.

"Terkait lokasi pemantauan hilal, kami saat ini tengah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kemenag provinsi," kata Abu.

Abu Rokhmad menjelaskan penetapan bulan hijriah dilakukan berdasarkan posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk. Tinggi hilal diperkirakan berkisar antara 0° 44,15' hingga 3° 12,29'.

Selain itu, sudut elongasi atau jarak sudut antara bulan dan matahari berada dalam rentang 5° 50,64' hingga 7° 6,27'.

Kondisi ini telah memenuhi kriteria visibilitas hilal yang ditetapkan oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang menjadi pedoman utama penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara.

 

Sumber : BangkaPos.com

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved