Hari Raya Idul Adha 2025

H-2 Idul Adha, Hewan Kurban di Tangsel Dipastikan Bebas PMK dan Penyakit Menular

DKPPP Kota Tangerang Selatan memastikan tidak ditemukan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan maupun penyakit menular lainnya di wilayahnya.

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ade Feri Anggariawan
Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan DKPPP Kota Tangsel, Pipit Surya Yuniar, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (4/6/2025). 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan 

TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Dua hari menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan, tidak ditemukan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun penyakit menular lainnya di wilayah tersebut. 

Kepastian ini didapat, setelah DKPPP Kota Tangsel melakukan pemantauan terhadap 283 lapak dan peternakan sejak H-14 Idul Adha. 

Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan DKPPP Kota Tangsel, Pipit Surya Yuniar mengatakan, dari pemantauan yang dilakukan, pihaknya hanya menemukan beberapa penyakit transportasi yang lazim dialami oleh hewan kurban.

Baca juga: Panduan Lengkap dan Doa Menyembelih Hewan Kurban Idul Adha 2025, Lengkap dengan Urutannya

"Dari data yang sudah masuk di kami itu sudah terdata 283 lapak, itu sekitar 16 ribuan ekor yang sudah masuk ke Tangsel 
5 ribuan lebih sapi, sisanya kambing dan domba," ujarnya kepada TribunBanten.com saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (4/6/2025).

"Nah itu setelah kita lakukan pemantauan kita sudah meriksa ke beberapa lapak, yang kita utamakan ke pelaporan dulu yah, itu memang ditemukan beberapa penyakit yang muncul, cuma penyakit-penyakit seputar transportasi," sambungnya. 

"Seperti mata merah, pilek, kemudian pincang. Tapi itu penyakit yang lazim dialami oleh ternak yang ditransportasikan dari tempat yang jauh," jelasnya. 

Lebih lanjut, Pipit menjelaskan, terhadap hewan kurban yang terkena penyakit transportasi tersebut, pihaknya telah melakukan treatment seperti pemberian vitamin, dan suporting terapi yang lainnya, agar hewan ternak nya bisa aman dan layak untuk dikurban kan.

"Kita lakukan treatment yang mengalami gangguan, kemudian sisanya kita lakukan pemantauan aja yang sehat tidak masalah," ucapnya. 

"Karena memang lenyakit-penyakit itu tidak membahayakan, dan masih bisa dijual, atau .asih layak untuk dipotong," imbuhnya. 

"Jadi penyakit transportasi seperti pilek itu tidak menular, tapi karena di situ kepadatan ternaknya terlalu tinggi terus urium nya naik terus iritasi ke mata, lalu jadi pilek kemudian mata merah," jelasnya. 

Ia mengatakan, untuk memastikan seluruh  hewan kurban tersebut sehat hingga saat pemotongan, pihaknya akan terus berkeliling di sejumlah lapak dan peternakan hingga H-1 Idul Adha. 

"Pemantauan mungkin sampai besok H-1 masih kita lakukan," kata Pipit.

Baca juga: Sempat Diduga Terjangkit PMK, 17 Hewan Kurban di Kabupaten Serang Dinyatakan Negatif

Bahkan, kata Pipit, DKPPP Kota Tangsel juga akan menerjunkan 54 dokter hewan, untuk memantau di setiap kelurahan pada saat pemotongan kurban. 

"Terus nanti pun, pas pemotongan kita terjunkan dari bidang pertanian dan peternakan sebanyak 54 dokter hewan," katanya.

"Jadi tiap 1 kelurahan itu 1 dokter hewan, untuk melakukan pemantauan terhadap pemotongan," pungkasnya. 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved