Berubah Warna Jadi Merah, DLH Tangsel Ambil Sampel Air di Aliran Sungai Rawa Buntu

DLH Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sedang menelusuri penyebab berubahnya warna air di aliran Sungai Rawa Buntu menjadi merah.

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ade Feri Anggariawan
Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Pengawasan Lingkungan di DLH Tangsel, Carsono (kanan), saat ditemui di sekitar aliran Sungai Rawa Buntu yang airnya berubah menjadi merah, Senin (6/10/2025). 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan

TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sedang menelusuri, penyebab berubahnya warna air di aliran Sungai Rawa Buntu menjadi merah.

Diketahui, perubahan warna itu terjadi pada Sabtu (4/10/2025) pukul 15.00 WIB-18.00 WIB, atau tepatnya usai terjadi turun hujan di kawasan tersebut.

Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Pengawasan Lingkungan di DLH Tangsel, Carsono mengatakan, hingga saat ini pihaknya baru mengambil sampel air dari aliran sungai untuk diteleti.

Baca juga: Kecelakaan 12 Tahun Lalu Diungkit Lagi, Nadya Almira Bantah Tabrak Lari, Kini Kembali Jenguk Korban

Ia mengatakan, sampel air tersebut di ambil dari tiga titik yakni mulai dari titik hulu, tengah, hingga hilir.

"Hari ini kita mencoba untuk tes laboratorium untuk kualitas air yang ada di Sungai Rawa Buntu ini," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di sekitar aliran sungai, Senin (6/10/2025).

"Jadi kita antisipasi untuk pengetesan air ini ada tiga titik di hulu, di tengah dan di hilir nanti. Hal itu untuk memastikan kandungan air yang berwarna kemarin itu apakah itu dari pewarna tekstil atau mungkin dari obat ikan," sambungnya.

"Karena disinyalir di hulu katanya ada peternak ikan koi, nah itu untuk kesehatannya katanya ada obat ikan yang warnanya (merah) kaya gitu," jelasnya.

Carsono mengungkapkan, proses uji laboratorium tersebut membutuhkan waktu hingga dua pekan, untuk mengetahui secara pasti faktor penyebabnya.

"Hasilnya itu perkiraan dua minggu, nanti tanya sama orang labnya aja," ungkapnya.

Ia mengaku, meski telah melakukan penelusuran sejak awal kejadian, DLH Tangsel hingga saat ini belum bisa memastikan asal atau pun penyebab perubahan warna tersebut.

"Dari kemarin anak-anak kami sudah melakukan penelusuran dari hulu baik itu sumbernya dari situ (danau), Ciater maupun dari komplek perumahan itu belum melihat sumbernya," kata Carsono.

"Karena munculnya setelah gorong-gorong ini, di hulunya juga gak ada, jadi (perubahan warna) cuma di gorong-gorong ini aja. Terus warga juga gak ada yang ngerti," imbuhnya.

"Jadi sampai sekarang belum ada (dugaan awal), karena kita masih bingung perubahan warnanya itu apakah akibat pewarna pakaian atau memang obat ikan," kata Carsono.

Baca juga: Detik-detik Truk Muatan Beras Terperosok ke Sungai saat Hindari Truk Tronton di Lumajang

"Makanya ini kita libatkan RT RW sama Kelurahan yang punya wilayah sini kan lebih paham kegiatan-kegiatan di atas atau dari hulu juga," jelasnya.

Ia lantas mengimbau, agar masyarakat tidak sembarangan dalam membuang limbah terutama limbah yang berbau dan mengandung unsur kimia.

"Karena itu akan merusak atau mematikan biota air," pungkasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved